TEMPO Interaktif, Jakarta - Maraknya produk Cina di pasar domestik ternyata bukan hanya karena diimpor langsung dari Cina, melainkan juga banyak yang dimpor dari negara tetangga.
"Terutama dari Malaysia," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Perdagangan dan Industri, Edy Putra Irawady, Sabtu (23/4).
Impor dari negara tetangga tersebut yang membuat produk Cina makin membanjir di Indonesia. Karena tidak langsung dari Cina, maka Cina tidak mengakui produk tersebut sebagai ekspor Cina ke Indonesia.
Karena itu pemerintah telah memperketat pengawasan untuk mencegah masuknya produk tersebut. Salah satunya adalah dengan memperketat pengawasan di pelabuhan. Dari sekitar 122 pelabuhan, hanya 5 pelabuhan saja yang diperbolehkan menjadi pelabuhan impor. "Pelaku impor juga akan kami seleksi, sehingga tidak sembarangan importir bisa melakukan impor," lanjutnya. Bukan hanya itu, pemerintah juga akan melakukan sweeping terhadap produk impor bermasalah itu.
Menurut Edy, pemerintah Cina sebenarnya juga sempat mempermasalahkan hal serupa. Barang Indonesia masuk ke Cina tanpa mekanisme ekspor langsung, tapi lewat negara lain.
Rencananya pada 9-12 Juni nanti pemerintah Cina dan Indonesia akan mengadakan dialog bilateral di Cina. Pembicaraan bilateral itu utamanya untuk membahas mengenai ketidakberimbangan neraca perdagangan antara kedua negara. Karena setelah satu tahun pelaksanaan perdagangan bebas Cina-Asean, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan.
AGUNG SEDAYU