Dua tangki milik Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, meledak. Tangki pertama berisi high octane mogas component (HOMC), minyak penambah oktan untuk Premium. Saat meledak, tangki itu berisi lebih dari 10 ribu kiloliter atau 60 persen dari kapasitas maksimumnya. Api yang membakar tangki kedua kemarin malam mulai reda. Unit yang sempat dimatikan itu diperkirakan beroperasi normal pagi ini.
Juru bicara PT Pertamina, Mochamad Harun, mengatakan kebakaran tersebut belum mengganggu pasokan Premium. “Masih ada tiga tangki lain,” ujarnya kemarin. Harun menambahkan, kebakaran di tangki pertama pada pukul 04.55 WIB tak menimbulkan korban jiwa.
Dalam keterangan persnya, Pertamina menyebutkan bahwa pihaknya menjalankan prosedur pemadaman dengan cara menunggu isi tangki habis terbakar. Namun, karena angin berubah-ubah, api yang membakar tangki T-31 T-02 merembet ke tangki lain, 31 T-3, yang bersebelahan dengan tangki pertama. Tangki kedua ini berisi naphtha, zat untuk mengolah Premium namun dengan kadar oktan lebih rendah ketimbang HMOC.
Direktur Eksekutif Center for Petroleum and Energy Economics Studies, Kurtubi, menyatakan dampak kebakaran tersebut tak banyak mempengaruhi pasokan BBM. "Kebakaran dua tangki akan menyebabkan kekurangan suplai, tapi jumlahnya relatif kecil," ujar Kurtubi.
Untuk mengganti pasokan HOMC yang habis terbakar, Kurtubi menyarankan Pertamina mengimpor zat itu lebih banyak. "Lagi pula masih ada tangki lain di sekitarnya," ujarnya. Di kompleks Unit Pengolahan IV Cilacap, Pertamina memiliki empat unit tangki dengan kapasitas total 61.300 kiloliter.
ADITYA BUDIMAN | DWITA ANGGIARIA