TEMPO Interaktif, Banyuwangi -Pengusaha tahu dan tempe Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluhkan kekurangan pasokan kedelai lokal dalam dua pekan terakhir. Kondisi ini membuat pengusaha menggunakan kedelai impor yang lebih mahal.
Ketua Asosiasi Pengusaha Tahu dan Tempe, Banyuwangi, Muhammad Badri, mengatakan harga kedelai impor naik dari Rp 5.600 menjadi Rp 6.200 per kilogram. Padahal harga kedelai lokal sebesar Rp 6.000 per kilogram.
"Saat ini kami terpaksa pakai kedelai impor karena sekarang susah menemukan kedelai lokal," katanya kepada wartawan, Kamis (10/2).
Badri mengatakan, dirinya tidak mengetahui apa penyebab hilangnya stok kedelai lokal di pasaran ini. Menurut dia, saat ini beberapa pengusaha terpaksa menaikkan harga tahu dari Rp 44 ribu menjadi Rp 46 ribu per timba.
Di Pasar Rogojampi, harga satu buah tahu naik dari Rp 100 menjadi Rp 150. Sementara harga satu lembar tempe yang sebelumnya Rp 1.500 menjadi Rp 2 ribu.
Pengusaha yang tidak mau menaikkan harga, terpaksa mengurangi ukuran produksinya. Satu lembar tempe yang biasanya seberat 2 ons kini berkurang menjadi 1,5 ons.
Salah satu petani kedelai lokal asal Desa Sumberjati, Banyuwangi, Buntas Triono mengatakan kosongnya stok kedelai lokal karena banyak petani yang gagal tanam akibat curah hujan yang turun terus-menerus.
Akibatnya, panenan petani turun drastis, dari 2 ton per hektare menjadi 1 ton per hektare. "Saat ini kedelai memang tidak ada di pasar," ujarnya.
IKA NINGTYAS