Bank Sentral Eropa, yang mengawasi kebijakan moneter untuk 16 negara zona euro, menyambut baik perjanjian tersebut dan menkorfirmasi bahwa Dana Moneter Internasional (IMF) akan memberikan kontribusi pembiayaan. Sementara itu, Swedia dan Inggris -yang bukan anggota euro- juga mengatakan bahwa mereka bersedia memberikan pinjaman bilateral kepada Irlandia.
Menteri Keuangan Irlandia, Brian Lenihan bersama Kepala Keuangan Zona Euro yang lain telah membicarakan syarat kompleks dan kondisi dari bentuk paket bantuan darurat itu.
Lenihan mengatakan, Irlandia membutuhkan kurang dari 100 miliar Euro (US$ 140 miliar) untuk digunakan sebagai batas kredit bagi bank-bank yang dibantu negara. Bank-bank tersebut yang telah kehilangan simpanan dan berjuang untuk meminjam dana dari pasar tebuka. Pinjaman tersbeut akan datang dari komisi Eksekutif Uni Eropa dan dukungan keuangan yang ditetapkan negara-negara zona Euro pada awal tahun ini. Selain itu, mungkin juga ada tambahan pinjaman bilateral dari negara-negara lain di luar anggota Euro.
Irlandia telah berada di ambang kebangkrutan dengan adanya kebijakan yang ditetapkan pada 2008 untuk menjamin kerugian bank. Tagihan membengkak hingga 50 miliar Euro (US$ 69 miliar) dan membawa Irlandia mengalami defisit.
Kini Irlandia menghadapi setidaknya membutuhkan waktu empat tahun untuk memotong anggaran dan kenaikan pajak senilai 15 miliar Euro (US$ 20,5 miliar) hanya untuk mengembalikan defisit -uang telah menggembung hingga mencapai rekor Eropa yaitu 32 persen dari PDB- ke batasan zona euro yang sebesar 3 persen pada 2014.
Bank Sentral Eropa dan anggota zona euro lainnya telah menekan Irlandia untuk menerima dana talangan akan meyakinkan investor bahwa negara tersebut tidak akan dan tidak bisa bangkrut. Ketakutan mereka telah menaikkan biaya pinjaman meningkat dari beberapa anggota sona euro terutama Portugal dan Spanyol di pasar obligasi.
Namun, langkah yang dilakukan Irlandia mengejutkan banyak analis. Lebih dari 30 ahli perbankan IMF, ECB dan Komisi Eropa tiba di Dublin hanya tiga hari sebelum memulai penelitian catatan dan proyeksi pemerintah, perbendaharaan dan bank-bank, tugas besar yang akan memakan waktu beberapa pekan.
Lenihan mengatakan bahwa sekarang Irlandia tidak bisa lagi sendirian, dan rencana pemulihan membutuhkan suntikan utama berupa "senjata keuangan" segera.
Lenihan juga mengatakan, Irlandia meminta zona euro dan IMF untuk mendonorkan dana pinjaman. Dia mengatakan, dana tersebut tiidak mendesak untuk digunakan. Dia menekankan, operasi pemerintah sendiri yang akan mendanai pemulihan.
"Tidak semua uang akan masuk (ke bank). Dana ini untuk berjaga-jaga," kata Lenihan kepada Broadcaster publik Irlandia, RTÉ (Raidió Teilifís Éireann).
Pergerakan Irlandia terjadi enam bulan setelah Uni Eropa dan IMF mengadakan dana talangan sebesar 110 miliar Euro (UD$ 150 miliar) kepada Yunani dan mendeklarasikan jaring pengaman sebesar 750 miliar euro (US$ 1,05 triliun) untuk setiap anggota zona euro lainnya dalam menghadapi resiko pinjaman. Ini menunjukkan bahwa menciptakan dana tiga lapis tidak atau dengan sendirinya meyakinkan investor global akan keamanan sehingga menjaga pinjaman kepada anggota zona euro terlemah.
AP | Eka Utami Aprilia