TEMPO Interaktif, Jakarta - Hasil riset The Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) menunjukkan, dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tingginya tingkat kepercayaan pelaku usaha kecil menengah (UKM), maka akan semakin banyak UKM yang berniat memperluas unit usahanya ke luar negeri.
Senior Vice President Business Banking HSBC, Winarti W mengatakan, survei dilakukan terhadap 3.600 pelaku UKM di 21 negara di Asia, Eropa, Amerika dan Timur Tengah. Dari total responden tersebut sebanyak 36 persen pelaku UKM telah melakukan perdagangan internasional.
Di Indonesia sendiri, ungkap Winarti, dari sekitar 300 responden yang disurvei enam bulanan oleh HSBC, ada 26 persen yang telah melakukan perdagangan internasional. Angka ini meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan hasil survei enam bulan lalu yang hanya 18 persen.
"Itu menunjukkan saat ini semakin banyak pelaku UKM yang dulunya hanya melakukan perdagangan domestik kini berekspansi ke luar negeri," tuturnya dalam konferensi pers di restoran Penang Bistro hari ini.
Bahkan, banyak UKM yang mengaku akan melakukan ekspansi ke negara lain dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Jumlahnya berkisar 37 persen dari total 3.600 responden. Sedangkan untuk Indonesia pelaku UKM yang berminat melakukan ekspansi sekitar 32 persen dari 300 responden.
Baca Juga:
Negara tujuan ekspansi , menurut Winarti, adalah Cina dan Asia Tenggara. Sebanyak 46 persen responden dari Indonesia mengaku menjadikan Cina sebagai tujuan utama ekspansi, lalu Asia Tenggara sebanyak 43 persen. "Sedangkan sisanya adalah Amerika, India, Eropa Barat, Australia dan Timur Tengah."
Adapun kendala yang mereka hadapi dalam ekspansi adalah regulasi dalam negeri dan kompleksitas hukum. Lalu kompleksitas dari pasar internasional seperti pajak dan kontrol mata uang asing, kemampuan finansial, serta lebih ketatnya peraturan mengenai perdagangan internasional .
Menghadapi hal tersebut, Winarti mengatakan, HSBC sebagai bank bertaraf internasional bisa membantu UKM yang berniat melakukan ekspansi dengan memberikan konsultasi dan edukasi kepada klien mereka. "HSBC Indonesia bisa bekerjasama dengan HSBC di negara tujuan ekspor klien kami untuk menjelaskan peraturan yang berlaku untuk ekspor disana, serta gambaran mengenai pasar di negara tujuan mereka melakukan ekspansi," kata dia.
Head of Business Banking HSBC Indonesia, Jeffrey C. Tjoeng menambahkan, UKM Indonesia umumnya bergerak di bidang manufaktur, whole sale, retail, transportasi, komunikasi dan restoran.
HSBC melakukan survei, menurut Jeffrey, untuk mengukur tingkat kepercayaan pelaku UKM terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri, rencana investasinya, rencana perekrutan tenaga kerja, serta hubungannya dengan perdagangan internasional.
UKM merupakan tulang punggung perekenomian suatu negara. Sehingga, kata Jeffrey, survei ini penting karena dapat menjadi refleksi dari arah pertumbuhan ekonomi suatu nega. Di Indonesia sendiri, lanjutnya, kontribusi UKM terhadap gross domestic product mencapai lebih dari 50 persen.Winarti menjelaskan, hasil survei itu juga menunjukkan sebanyak 69 persen responden percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mundur, minimal stabil dan meningkat. Indeks kepercayaannya berada di angka 108 atau meningkat 2 poin dibandingkan enam bulan lalu. Kemudian 93 persen respon mengaku akan mempertahankan jumlah tenaga kerja mereka serta 34 persen responden asal Indonesia mengaku akan meningkatkan modal mereka. "Itu yang kemudian akan digunakan untuk perluasan usaha."
MUTIA RESTY