TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank HSBC Indonesia atau HSBC Indonesia menyalurkan pinjaman sosial sebesar Rp 150 miliar kepada wirausaha mikro perempuan. Dana tersebut disalurkan melalui PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura (MBK), sebuah lembaga jasa keuangan non-bank swasta.
"Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berkontribusi terhadap 61 persen PDB (produk domestik bruto) dan lebih dari separuhnya (64 persen) dijalankan oleh perempuan," kata Managing Director dan Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya dalam keterangan resminya pada Selasa, 28 November 2023.
Berdasarkan data International Monetary Fund pada 2021, rasio kredit perbankan terhadap PDB di Indonesia relatif masih rendah yaitu 35 persen. Sementara itu, ada sekitar 22 juta wirausaha mikro perempuan yang kekurangan akses ke perbankan dan jasa keuangan.
Riko melanjutkan, penyaluran pinjaman sosial adalah bagian dari aspirasi HSBC Indonesia dalam mendukung perluasan akses. Ini untuk mewujudkan inklusivitas keuangan dan pertumbuhan UMKM.
"Pinjaman sosial bertujuan mendukung proyek atau inisiatif untuk memitigasi atau menyasar kepada isu sosial tertentu, serta berupaya mewujudkan dampak positif tertentu," ucap Riko.
Namun, lanjut dia, pinjaman sosial tidak tidak terbatas pada menyediakan atau mempromosikan infrastruktur dasar yang terjangkau, akses kepada pelayanan-pelayanan dasar seperti kesehatan dan pelayanan kesehatan, perumahan yang terjangkau, keamanan pangan, serta pengembangan atau pemberdayaan sosio-ekonomi masyarakat.
"Pinjaman sosial dari HSBC Indonesia membantu MBK memperluas jangkauan mereka kepada jutaan wirausaha mikro perempuan yang belum terjangkau oleh perbankan," ujar Riko.
Selain itu, dia menuturkan pinjaman sosial tersebut juga memberikan akses keuangan yang akan membantu pengembangan usaha dan meningkatkan kehidupan wirausaha mikro perempuan.
"Akhirnya, ini akan memberikan kontribusi terhadap sustainable development goals dari Pemerintah, utamanya dalam hal pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan wirausaha perempuan," tutur Riko.
Pilihan Editor: HSBC Sebut Konflik Israel dan Hamas Bisa Sebabkan Kenaikan Harga Minyak