Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Edi Sugito mengutarakan dukungan antara emiten baru dengan manajemen bursa diperlukan untuk dapat mengkapitalisasi pasar dengan pertumbuhan yang besar. "Kami harus memaintain para emiten sebagai partner agar keberadaan mereka sebagai listed company terus berjalan," kata Edi di BEI hari ini (7/7).
Saham perdana Skybee yang dilepas ke publik sebanyak 235 ribu lembar dan total saham yang dicatat adalah 585 ribu lembar saham. Dengan harga lembar persaham Rp 375, perseroan mengantongi dana segar Rp 88,1 miliar.
"Sekitar 90 persen dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendanai kebutuhan modal kerja perseroan, 15 persen untuk pengembangan sistem IT dan sisanya untuk pengembangan SDM," kata Direktur Utama Skybee, Hendra Kendro dalam paparan publiknya di Jakarta.
Melalui IPO ini, kata Direktur Skybee, Felix Kristani, perseroan menargetkan peningkatan omset hingga 700 miliar dengan pencapaian laba bersih Rp 17-19 miliar di 2010. Tahun lalu, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 288,8 miliar dan laba bersih Rp 3,3 miliar.
Perseroan akan membagikan dividen di tahun 2011 dengan jumlah sebanyak-banyaknya 25 persen dari perolehan laba bersih. Untuk tahun ini, skybee menargetkan produksi telepon selular sebanyak 600 ribu unit yang dibuat di China dan akan dipasarkan di Indonesia.
Skybee tercatat di BEI dengan kode SKYB dan yang bertindak sebagai penjamin pelaksana efek adalah PT.Lautandhana Securindo.Saat perdagangan dibuka harga saham SKYB naik 41,3 persen menjadi Rp530 dari harga saham pertama mereka.
RIRIN AGUSTIA