TEMPO Interaktif, Jakarta -Greenpeace menegaskan pembakaran Kamp Pelindung Iklim milik Greenpeace di Kabupaten Palelawan, Riau tidak menyurutkan kampanye Greenpeace untuk menghentikan perusakan hutan alam di kawasan ahan gambut.
“Api merusak sebagian bangunan kamp, hal itu sangat disayangkan. Tetapi kejadian itu justru membuat kami semakin berkomitmen berjuang bersama masyarakat melawan perusak hutan di rumah mereka," Bustar Maitar, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara dalam rilisnya hari ini.
Menurutnya, Greenpeace akan melipatgandakan upayanya untuk menyelamatkan lingkangan Indonesi a. "Dan memastikan hutan dari lahan gambut Semenanjung Kampar selamat,” kata Bustar.
Kebakaran disadari oleh penduduk Teluk Meranti pada Minggu dini hari (11/4) tepatnya pukul 05.00 WIB. Kemudian penduduk Teluk Meranti lberusaha memadamkan api meskipun kerusakan tidak dapat dihindari. Ruang utama dan mushalla hangus terbakar. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. “Greenpeace hari ini melaporkan kejadian itu kepada Kepolisian Daerah Riau, serta meminta polisi segera melakukan investigasi secara serius,” ujar Bustar.
Kamp Pelindung Iklim yang terletak di Semenanjung Kampar, Riau didirikan oleh Greenpeach dan masyarakat sekitar pada Oktober 2009 menjelang pertemuan iklim Kopenhagen di Bali pada akhir tahun lalu.
Semenanjung Kampar adalah salah satu kawasan lahan gambut terbesar di dunia yang saat ini sedang terancam rusak oleh perusahaan pulp dan paper besar seperti APRIL dan APP.
Greenpeace, kata Bustar, menyambut baik pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu yang mengajak Lembaga Swadaya Masyarakat termasuk Greenpeace untuk bekerja bersama pemerintah melindungi lingkungan Indonesia. "Kami mendesak Presiden untuk segera mengimplementasikan moratorium perusakan hutan dan lahan gambut,” tegas Bustar.
RENNY FITRIA SARI