"Sejak 2000 kita telah mengembangkan benih gandum Indonesia," kata Direktur Indofood Fransiscus Welirang saat konferensi pers Bogasari Expo 2009 di Wisma Aldiron, Jakarta, Rabu (18/11). Pengembangan lahan gandum itu bekerja sama dengan Universitas Kristen Satya Wacana.
Lahan gandum itu dulu awalnya mendapat bantuan benih dari India, dan sudah diuji coba penanaman di Jawa Timur dan Jawa Tengah di Kopeng, Salatiga. Saat ini program tersebut berjalan dengan bantuan Jepang dan bersifat jangka panjang dan berkelanjutan. "Ini perlu pengembangan bibit, pendidikan sistem pengembangan gandum," tuturnya.
Menurut Fransiscus hasil gandum petani tersebut sudah diperdagangkan di daerah setempat. "Namun aplikasi untuk industri ini butuh 10 sampai 15 tahun agar tumbuh lebih banyak lagi," ucapnya. Dia mengatakan penggunaan gandum ini tidak hanya untuk terigu tapi juga untuk kopi, kecap, dan pakan ternak.
Fransiscus mengatakan kebutuhan gandum masyarakat Indonesia akan terus meningkat, dan tidak mungkin dihentikan. Meskipun pangsa begitu besar, namun penguasaan pasar Bogasari terus turun secara persentase. "Turun, tahun ini menjadi 60 persen," ucapnya.
Menurut Fransiscus, kendati Bogasari masih menguasai pasar terbesar, tapi penurunan persentase itu menunjukkan masyarakat sebagai konsumen punya pilihan. "Jadi bukan Bogasari menghambat, kita siap berkompetisi secara sehat," katanya. Ia menambahkan, Bogasari tak ingin memonopoli pasar.
IQBAL MUHTAROM