TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (JSMR) resmi mengumumkan pengalihan 30,18 persen sahamnya di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) senilai Rp12,825 triliun. Saham tersebut dialihkan kepada tiga perusahaan yang terafiliasi Salim Group, yaitu PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services, Warrington Investment Pte. Ltd., dan PT Margautama Nusantara.
Pengalihan tersebut dibarengi dengan perubahan struktur permodalan di PT JTT sebagai akibat dari penerbitan saham baru senilai Rp2,5 triliun yang seluruhnya diambil PT Metro Pacific Tollways Indonesia Service.
Meskipun menggandeng tiga partner strategis dari Salim Group, tetapi sebagai pemegang saham mayoritas, Jasa Marga tetap memegang kendali penuh dalam pengoperasian Jalan Tol Trans Jawa.
“Secara konsolidasi PT JTT juga masih menjadi bagian dalam kelompok usaha Jasa Marga,” kata Corporate Communication PT Jasa Marga, Lisye Octaviana, dalam keterangan tertulisnya, pada 19 September 2024.
Profil Salim Group
Salim Group didirikan pada 4 Oktober 1972 di Indonesia oleh Liem Sioe Liong yang lahir pada 16 Juli 1916 di Fuqing, Fujian, Cina. Liem diketahui telah memiliki hubungan dekat dengan Presiden Soeharto selama puluhan tahun. Salah satu perusahaan konglomerat ini dipimpin oleh Anthoni Salim yang merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara mendiang Liem Sioe Liong, seperti diberitakan forbes.com.
Dikutip buku The Rhythm of Strategy: A Corporate Biography of the Salim Group of Indonesia, sebelum Krisis Asia 1997, Salim Group adalah kelompok bisnis terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki berbagai bidang bisnis terpisah, baik yang terdaftar di bursa saham maupun milik pribadi. Pendapatan besar Salim Group juga menjadi sumber kekayaan pribadi bagi keluarga Salim dan mitra mereka.
Lalu, pada 1994, Liem menjadi pembayar pajak terbesar di Indonesia dan para eksekutif Salim dilaporkan sebagai lima besar pembayar pajak. Liem juga secara konsisten muncul dalam daftar orang terkaya di dunia yang diterbitkan Forbes.
Berdasarkan akun LinkedIn resminya, Salim Group telah berkecimpung dalam pengembangan properti dan industri rekreasi selama sekitar 30 tahun. Adapun, bidang usaha Salim Group meliputi pengembangan hotel dan resort, lapangan golf, dan real estate komersial. Salim Group juga memiliki perusahaan utama, yaitu Indofood Sukses Makmur, produsen mi instan terbesar di dunia dan Bogasari, operasi penggilingan tepung terigu.
Selain itu, keluarga Salim juga memiliki saham di perusahaan investasi First Pacific yang tercatat di Bursa Efek Hong Kong. Keluarga konglomerat ini juga memiliki saham di perusahaan telekomunikasi PLDT daerah Filipina. Keluarga ini juga membayar lebih dari 200 juta dolar untuk tambang batu bara di Australia dan membeli perusahaan di balik perusahaan e-commerce Elevenia.
Dilansir indonesianpalmoilnews.com, Salim Group juga memiliki perkebunan kelapa sawit, yaitu Salim Ivomas Pratama yang didirikan pada 1992. Bahkan, Salim Group juga bermitra dengan Lotte Group, Korea Selatan untuk meluncurkan e-commerce iLotte.
RACHEL FARAHDIBA R | HAMMAM IZZUDDIN | SUKMA KANTHI NURANI
Pilihan Editor: Jasa Marga Umumkan Tarif Tol Dalam Kota Jakarta Bersiap Naik, Siapa yang Berhak Putuskan Kenaikan Tarif Tol?