TEMPO.CO, Jakarta - Kaesang Pengarep dan istrinya, Erina Gudono disorot warganet karena menumpang pesawat jet pribadi saat pergi ke Amerika Serikat. Keberangkatan keduanya ke Negeri Paman Sam lantaran Erina akan menempuh studi S2 di University of Pennsylvania, Fakultas Social Policy and Practice (SP2).
Kabar keberangkatan Kaesang dan Erina Gudono mencuat di media sosial setelah salah satu warganet di akun X mengunggah tangkapan layar Instagram Story Erina berupa sebuah foto jendela pesawat pada Rabu, 21 Agustus 2024. "USA here we go," tulis Erina dalam keterangan foto yang diunggahnya lewat akun Instagram @erinagudono.
Belakangan, jet pribadi sewaan anak dan menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu diduga merupakan Gulfstream G650 buatan 2021 dengan tail number N588SE. Hal itu diungkap manajer riset Trend Asia, Zakky Amali di X. “Pesawat pribadi (private jet) yang diduga dipakai Kaesang dan istrinya ke Amerika Serikat dari Indonesia adalah Gulfstream G650 buatan tahun 2021 dengan tail number N588SE. Data penerbangan cocok dengan keberadaan Kaesang dan Erina di AS. Clue awal dari jendela,” kata @ZakkiAmali dalam utasnya.
Gulfstream Aerospace–anak perusahaan General Dynamics–pertama kali memperkenalkan pesawat Gulfstream G650 pada Maret 2008. Jet ini dipromosikan sebagai jet bisnis baru yang memiliki kabin ultra-besar dan jangkauan ultra-panjang.
Dalam situs Gulfstream, G650 disebutkan menawarkan jangkauan terpanjang, kecepatan tercepat, kabin terluas berukuran lebar 102 inci dan tinggi 77 inci, dan kokpit paling canggih dari seluruh armada Gulfstream. Situs itu juga menyebut G650 mampu melakukan perjalanan 7.000 mil laut pada 0,85 Mach atau 5.000 mil laut pada 0,90 Mach.
G650 memiliki kecepatan operasi maksimum 0,925 Mach, yang akan menjadikannya pesawat sipil dengan penerbangan tercepat yang dapat terbang di ketinggian maksimum 51.000 kaki Serta memungkinkan bisa menghindari kemacetan lalu lintas maskapai dan cuaca buruk.
Presiden Gulfstream Aerospace, Joe Lombardo mengatakan, selama 50 tahun, perusahaannya telah berada di garis depan penerbangan jet bisnis. Dia juga memuji G650 yang menawarkan dek penerbangan paling canggih dan rangkaian kenyamanan kabin terluas. Kinerja dan estetika belum pernah terjadi sebelumnya. "Ini adalah waktu yang menyenangkan dalam sejarah Gulfstream," kata Joe.
Kabin G650 berukuran luas sehingga menyediakan ruang tamu lebih panjang dan lebih banyak kursi berbaring. Selain itu, kabin ini memungkinkan ruang kaki yang lebih lega juga ruang tamu termasuk dapur, toilet, ruang penyimpanan, dan area istirahat kru yang lebih besar. Dengan lantai selebar 84 inci, pesawat ini bisa menyediakan kursi yang lebih besar, dan lorong lebih luas.
Jet bisnis itu memiliki kokpit Plane View II dengan teknologi tercanggih dan didukung mesin Rolls-Royce BR725 baru yang menghasilkan 16.100 pon dorong saat lepas landas. Diproduksi oleh Rolls-Royce di Jerman, mesin BR725 memiliki kipas menyapu 50 inci dengan 24 bilah untuk meningkatkan aliran, meningkatkan efisiensi, mengurangi kebisingan, dan emisi yang lebih rendah. G650 diklaim memiliki tingkat pembakaran bahan bakar yang sebanding dengan pesawat berukuran lebih kecil.
Singkatnya, menurut web Gulfstream, jet andalan Gulfstream G650, adalah kantor udara baru yang berbeda dari lainnya lantaran berteknologi tinggi, canggih, dan menampilkan kombinasi karakteristik yang tak tertandingi dengan kabin terbesar, kecepatan tercepat dan sistem pesawat berteknologi paling maju.
G650 mulai beroperasi pada tahun 2012, diikuti oleh G650ER pada 2014. G650 mendapatkan Trofi Robert J. Collier 2014 untuk inovasi kinerja, keselamatan dan efisiensi, dan terus menetapkan standar industri. Pada 2022, pesawat itu menyelesaikan penerbangan menggunakan 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF), produsen peralatan asli industri jet bisnis pertama.
Pada 16 Mei 2024, Gulfstream Aerospace mengumumkan G650 dan G650ER memenangkan penghargaan melampaui 1 juta jam penerbangan. Dengan lebih dari 560 pesawat yang beroperasi di seluruh dunia, armada berkinerja tinggi ini terus memberikan reputasinya sebagai salah satu program pesawat paling ikonik dalam penerbangan bisnis.
Pilihan editor: Industri Tekstil Belum Pulih, Pengusaha Ajukan BMAD Pakaian Impor