Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enam Nelayan Diduga Menjadi Korban TPPO Kapal Berbendera Rusia

Reporter

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Ilustrasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking. REUTERS/Maxim Shemetov
Ilustrasi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau human trafficking. REUTERS/Maxim Shemetov
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Enam awak kapal perikanan Kapal Motor Mitra Utama Semesta atau MUS, diduga sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) kapal berbendera Rusia. Mereka melompat dari kapal Run Zeng 03 di perairan Kepulauan Aru, Maluku.

"MS bersama lima AKP lainnya memutuskan menyelamatkan diri melompat dari kapal. Nahas salah satu di antaranya ditemukan meninggal tanpa kepala," kata Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno, dalam keterangan tertulis, pada Selasa malam, 20 Agustus 2024.

Menurut Hariyanto, awalnya MS yang tinggal di Indramayu, Jawa Barat, ditawari bekerja di kapal ikan pada April 2024. Dia dijanjikan mendapatkan upah per bulan Rp 2 juta. Tunjangan hari raya Rp 2 juta, dan premi Rp 500 ribu. "Mendapatkan biaya bon Rp 7 juta," kata dia.

Selanjutnya, setelah setuju MS langsung dijemput oleh travel yang disediakan perekrut berinisial R. Dia berangkat menuju tempat penampungan AKP di Pati, Jawa Tengah. Di penampungan MS bertemu R, yang mengaku sebagai pengurus KM MUS.

Dari situ mereka berangkat ke Pelabuhan Juwana, Jawa Tengah, bersama sekitar 60 awak kapal lainnya. Di sana MS berjumpa dengan A dan MOP. Dua orang ini mengaku sebagai pengurus kapal. Keduanya juga yang menjelaskan proses kerja dan keberangkatan kapal. 

Dari Pelabuhan Juwana, KM MUS bertolak ke Kepulauan Aru, Maluku. Di Laut ini ada Kapal Run Zeng 03 dan Run Zeng 05. Para APK dibagi ke dua kapal berbendera Rusia itu. MS mengaku mulai bekerja sejak 6-10 April 2024.

Hariyanto mengatakan, MS dan AKP lainnya bekerja dimulai dari pukul 6 pagi sampai 12 siang. Mereka istirahat selama satu jam. Dari jam 13.00, mereka bekerja sampai pukul 5 sore. Lalu istirahat satu jam, pukul 6 sore mulai bekerja lagi sampai pukul 10 malam. "Mereka hanya makan satu nampan yang diambil dari sisa-sisa makanan ABK Run Zeng 03," ujar Hariyanto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat berada dua hari di Run Zeng 03, MS bersama AKP lainnya menanyakan hak premi dan tunjangan hari raya atau THR. Pihak Run Zeng 03 menghubungi GW, pengurus Kapal MUS. Namun GW menjelaskan tidak ada THR. Dia beralasan gaji AKP sudah dibayarkan sebelum mereka bertolak ke laut. Saat itu AKP membantah menerima duit seperti penjelasan GW.

"Akhirnya para AKP memutuskan mogok kerja dan meminta dipulangkan," kata Hariyanto. Mereka dijanjikan akan diantar dengan kapal lain ke Dobo. Namun tak ada kapal yang datang menjemput para APK tersebut.

Saat itulah, MS dan lima rekannya yang dibawa dengan KM MUS itu memutuskan melompat dari Run Zeng 03. Tujuannya agar mereka bisa kembali. Di perjalanan satu orang tenggelam dan hilang. Mereka yang lain diselamatkan dan dibawa dengan kapal. Mereka diturunkan di Pulau Panambulai, Kepulauan Aru. "MS dalam keadaan kritis dirawat di Pulau Panambulai," ucap Hariyanto.

Lima hari berikutnya baru mereka mendapatkan kabar bahwa temannya ditemukan warga dalam keadaan tak bernyawa. Jenazahnya ditemukan di Koijabi, Aru Tengah Timur, Kepulauan Aru. "Belakangan MS tahu pemilik KM MUS adalah AW. Dan orang yang memerintahkan MUS kembali ke Juwana adalah K, Komisaris Utama PT MLI," kata Hariyanto.

Pilihan Editor: Daftar Formasi CPNS KKP 2024 untuk Lulusan SMA hingga S2 dan Kisaran Gajinya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

4 jam lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.


Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

9 jam lalu

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son Hui, saat mendatangi pertemuan dengan Duta Besar AS untuk Filipina di Hotel Ritz-Carlton Singapura, 11 Juni 2018. CHoe menjadi diplomat perempuan tertinggi yang ikut rombongan Korea Utara.[AP Photo/Yong Teck Lim, File]
Menteri Luar Negeri Korea Utara ke Rusia

Menteri Luar Negeri Korea Utara bertolak ke Rusia untuk menyampaikan pidato dan berdiskusi dalam sebuah forum


Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

15 jam lalu

Ilustrasi TPPO. Shutterstock
Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.


WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

1 hari lalu

Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo. ANTARA
WNI Bekerja Jadi Scammer Online di Myanmar, Migrant Care Minta Pemerintah Efektifkan Gugus Tugas TPPO

Migrant Care mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan preventif setelah ramai kasus TPPO di Myanmar.


Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

1 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.


Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

1 hari lalu

Yohana, sepupu korban WNI dugaan TPPO di Myanmar menunjukkan cuplikab percakapan. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.


Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

1 hari lalu

Ketua DPR Puan Maharani (kiri) bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung menemui Menteri Pertananan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di sela acara kunjungan Paus Fransiskus di Istana Negara, Rabu, 4 September 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Perbandingan Jumlah Kementerian di Indonesia, AS, Rusia, dan India

Penambahan kementerian di Kabinet Prabowo menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah kementerian terbanyak di dunia.


Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

1 hari lalu

Warga melihat tank di pameran persenjataan dan kendaraan perang Ukraina, yang disita oleh kelompok pasukan Rusia saat terjadi konflik militer dengan Ukraina, di Rostov-n-Don, Rusia 14 September. 2024. REUTERS/Sergey Pivovarov
Intelijen Ukraina Gusar Korea Utara Kirim Banyak Bom dan Senjata untuk Rusia

Rusia dituduh mendapat pasokan senjata dalam jumlah besar dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.


Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

1 hari lalu

Keluarga korban dugaan tindak pidana perdagangan orang bersama pengacara dari Lembaga Bantuan Hukum Semarang setelah melapor di Kepolisian Daerah Jawa Tengah pada Selasa, 11 September 2024.Foto: dokumentasi LBH Semarang
Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.


Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

1 hari lalu

Megawati Soekarnoputri tiba di St. Petersburg, Rusia, mendarat di Bandara Pulkova, pada Sabtu 14 September 2024 sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Foto Istimewa
Megawati Lakukan Kunjungan hingga Beri Kuliah Umum di St Petersburg Rusia

Megawati Soekarnoputri berkunjung ke St. Peterburg, Rusia untuk melakukan beberapa pertemuan dan memberi kuliah umum.