TEMPO.CO, Jakarta - Terkini berita Ekonomi dan Bisnis hingga Senin malam, 24 Juni 2024 dimulai dari banjirkembali muncul di kawasan Ibu Kota Nusantara tepatnya di Kampung Sepaku, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara pada Ahad malam hingga Senin. Berikutnya, soal rupiah yang kembali melemah, jadi peluang bagi industri yang menjual hasil industri ke luar negeri justru meraup keuntungan. Lalu, besarnya potensi dari pengembangan budidaya udang untuk pertanian, syaratnya perlu peran pemerintah dan jangan terganggu narasi dari LSM.
Selanjutnya, Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo - Gibran, Thomas Djiwandono memastikan presiden terpilih tidak akan menaikan rasio utang hingga 50 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Terakhir, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan anggaran program makan bergizi gratis yang diusulkan presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah ditetapkan sebesar Rp 71 triliun pada 2025. Untuk sementara, anggaran tersebut masuk pos cadangan yang akan dikelola oleh bendahara umum negara (BUN). Berikut ringkasannya:
1. Banjir di Kawasan Sepaku IKN, Sekitar 80 Rumah Terdampak
Sebanyak 80 rumah di Kampung Sepaku, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, tergenang banjir hari ini, Senin, 24 Juni 2024. Arman Jais, warga setempat, mengatakan banjir terjadi sejak Ahad malam, 23 Juni 2023, sekitar pukul 23.00 WITA. Banjir di area kawasan IKN itu kemudian semakin parah karena hujan deras mengguyur kawasan hulu Sungai Sepaku pada Senin pagi.
Biasanya, walau deras di kawasan hulu, menurut Arman, air biasanya tidak langsung naik ke permukiman warga. Namun kali ini berbeda, setelah ada bangunan Intake Sepaku. Arman menduga, pembangunan Intake Sepaku di sebelah permukiman warga RT 03 yang kini menutup Sungai Sepaku dan sudah terbangun tembok semen melebihi jalan utama kampung memperparah banjir ini. “Sungai ditutup, jadi airnya naik,” kata Arman kepada Tempo, Senin, 24 Juni 2024.
Selain rumah, Arman menuturkan, banjir sekitar dua meter dari bibir sungai di wilayah ini turut menggenangi area perkampungan dan persawahan warga. Banjir di kawasan sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, itu juga mulai menggenangi jalan utama.
Situasi ini pun, kata Arman, membuat Sebagian warga melakukan evakuasi mandiri ke rumah kerabat. Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan kepolisian setempat masih melakukan pemantauan di lokasi banjir.
Ihwal dampak proyek Intake Sepaku, Arman mengklaim warga sudah memberi peringatan soal dampak banjir. “Tapi pihak Intake bantah, bahwa sudah dikaji. Kata mereka juga banjir tidak akan terjadi di 35 tahun ke depan,” ujarnya.
Mengutip rilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Intake Sungai Sepaku dibangun dengan kapasitas 3.000 liter per detik. Pengambil air Sungai Sepaku ini dibangun dengan konsep bendung gerak dan memiliki lebar bendung 117,2 meter dan tinggi bendung 2,3 meter. Proyek ini ditujukan untuk memasok kebutuhan air baku di ibu kota baru. Selengkapnya baca di sini.