TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah mengalami pelemahan yang dalam pada akhir perdagangan pekan ini. Tepatnya pada Jumat, 14 Juni 2024, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 16.412 per dolar AS.
Sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp 16.270. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan atau BI rate.
"BI dalam pertemuan di bulan Juni, kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga 25 basis poin. Karena masih ada jeda 50 basis poin, batas atas untuk menaikkan suku bunga. Apabila kondisi tidak memungkinkan, BI akan menaikkan suku bunga di 6,75 persen," kata Ibrahim, dikutip Sabtu, 15 Juni 2024.
Pada 22 Mei lalu, BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen. "Rapat Dewan Gubernur BI pada 21-22 Mei 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI sebesar rate 6,25 persen. Demikian juga suku bunga deposit facility tetap sebesar 5,5 persen dan suku bunga lending facility sebesar 7 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di kantornya.
Perry menuturkan keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking. Dengan tujuan, memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2024 dan 2024. Termasuk efektivitas dalam menjaga aliran modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah.
"Untuk memastikan stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran," kata Perry.
Sebelumnya, bank sentral Indonesia menaikkan BI rate menjadi 6,25 persen. Perry mengumumkan keputusan ini melalui konferensi pers hasil rapat dewan Gubernur BI pada 24 April 2024 lalu.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 23 dan 24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen. Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global," ujarnya.
Pilihan Editor: Pelemahan Rupiah Diprediksi Berimbas pada Harga Komoditas Ekspor-Impor hingga Cadangan Devisa