TEMPO.CO, Jakarta - CEO Tesla Inc. dan SpaceX, Elon Musk, mengungkapkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia setelah melihat penerapan Starlink, layanan internet berbasis satelit, di Bali dan Maluku. Elon mengatakan bahwa dirinya sangat antusias untuk menghadirkan konektivitas ke berbagai tempat di Indonesia, khususnya 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar.
“Ke depannya, dalam jangka waktu panjang, perusahaan saya memungkinkan, sangat memungkinkan, untuk berinvestasi di Indonesia,” ujar Elon Musk ketika ditemui setelah menyaksikan Showcase Layanan oleh Kementerian Kesehatan RI di Denpasar, Bali seperti dilansir dari Antara.
Sejumlah menteri menyambut baik rencana investasi tersebut, beberapa menteri telah mengeluarkan pernyataan dan argumen. Siapa saja mereka?
1. Menteri Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa layanan internet Starlink telah menginvestasikan Rp30 miliar di Indonesia dengan hanya tiga karyawan.
Bahlil menjelaskan bahwa informasi ini diperoleh dari sistem Online Single Submission (OSS) yang digunakan oleh Starlink saat mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB).
"Starlink ini, menurut data OSS, Starlink itu investasinya 30 miliar rupiah ini. Ini menurut data OSS ya, tenaga kerjanya tiga orang yang terdaftar," ujar Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Selasa.
Bahlil menjelaskan bahwa pihaknya tidak terlihat dalam pembahasan teknis investasi Starlink. Ia menyebut perizinan berusaha yang diajukan melalui OSS tidak perlu bertemu secara langsung dengan menteri.
2. Agus Harimurti Yudhoyono
Ketika ditemui setelah Upacara Pembukaan WWF ke-10, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memberikan tanggapan mengenai peluncuran Starlink di Indonesia. Ia menyatakan bahwa pada dasarnya Kementerian ATR/BPN menyambut baik segala bentuk investasi yang bertujuan untuk kemajuan Indonesia.
"Jadi kembali prinsip dasarnya kita senang kalau ada, tokoh yang dikenal dan berpengaruh di dunia dan siapa pun yang ingin menanamkan modalnya, capital-nya melalui investasi di Indonesia, tentu kita terima dengan baik," kata Menteri AHY.
Terkait masuknya Starlink di Indonesia, Kementerian ATR/BPN berperan dalam memastikan kepastian hukum untuk mendukung investasi, termasuk masalah hak atas tanah. Menteri AHY menyatakan, "Ini seringkali dipertanyakan dan jika ada masalah, menjadi keluhan. Mengapa prosesnya rumit, mengapa tidak jelas. Kita tidak ingin hal itu terjadi, jadi kita perbaiki administrasi, termasuk perizinan dan sebagainya."
Menteri AHY menekankan bahwa yang terpenting dalam mewujudkan investasi adalah pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena pada dasarnya investasi bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan Indonesia.
"Indonesia tidak boleh hanya mendapatkan atau menjadi tempat saja. tetapi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, kembali untuk ekonomi dan rakyat kita sendiri. Jadi inilah yang menjadi komitmen dan semangat dari Kementerian ATR/BPN," pungkas Menteri AHY.
3. Menkominfo Budi Arie
Budi Arie menyatakan bahwa industri telekomunikasi di Indonesia tidak perlu khawatir dengan kehadiran Starlink. Menurutnya, Starlink belum memiliki pangsa pasar yang besar di negara-negara tempatnya beroperasi, seperti di Amerika Serikat dengan hanya 0,2 persen, di Australia 0,5 persen, dan di Selandia Baru 0,8 persen.
Ketua Umum Projo tersebut menambahkan bahwa negara-negara tersebut secara geografis memang membutuhkan teknologi satelit. “Jadi kenapa kita mesti takut dengan yang market share-nya bawah satu persen,” kata dia.
Budi Arie pun mengatakan, dia sudah sering meminta orang-orang untuk tidak khawatir dengan kehadiran Starlink.“Saya pikir ini Starlink karena paling hot terus, saya bilang tenang aja kalian masa takut sama Starlink,” ujarnya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | ANTARA | SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Menkominfo Budi Arie: Pemerintah Tak Jadikan Starlink Anak Emas