TEMPO.CO, Jakarta - Indeks dolar AS ditutup melemah, sehingga nilai tukar rupiah menguat dalam penutupan perdagangan hari ini. Nilai tukar rupiah menguat tipis 67 poin menjadi Rp 16.196 per dolar AS. Pada perdagangan Kamis kemarin, kurs rupiah ditutup menguat pada level Rp 16.263 per US$.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan sentimen terhadap aset-aset berbasis risiko telah membaik pada pekan ini. Kondisi ini menyusul penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Kanada.
"Greenback terpukul oleh lemahnya data perekonomian, terutama pada sektor tenaga kerja yang meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan semakin percaya diri untuk memangkas suku bunga tahun ini," kata dia dalam analisis rutinnya pada Jumat, 7 Juni 2024.
Menurut Ibrahim, pedagang meningkatkan taruhan mereka pada pemotongan 25 basis poin di bulan September. Di samping itu, data tenaga kerja yang lemah juga muncul menjelang data non-farm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, yang akan menawarkan isyarat lebih pasti mengenai pasar tenaga kerja dan suku bunga.
Kemudian, The Fed juga akan mengadakan pertemuan minggu depan. Bank sentral AS itu diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Saat ini, kata dia, pasar tengah menunggu komentar gubernur The Fed sebagai patokan ke depan, apakah akan mempertahankan suku bunga atau menurunkannya pada bulan September.
Selanjutnya: Dari dalam negeri, Bank Indonesia atau BI mencatat cadangan devisa RI....