Dari dalam negeri, Bank Indonesia atau BI mencatat cadangan devisa RI sebesar US$ 139 miliar atau setara Rp 2.254,8 triliun pada akhir Mei 2024 dengan asumsi kurs Rp 16.222 per dolar AS. Cadangan ini naik sebesar US$ 2,8 miliar atau Rp 45 triliun bila dibandingkan dengan posisi pada bulan sebelumnya, yakni US$ 136,2 miliar.
Perkembangan cadangan devisa pada akhir Mei 2024 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, juga penerbitan surat utang negara (global bond) pemerintah. Posisi cadangan devisa pada Mei 2024 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa itu juga masih berada di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor.
Di sisi lain, permintaan dolar AS memasuki musim haji cenderung meningkat untuk pembayaran ibadah haji. Hal ini berpotensi menggerus potensi kenaikan dari cadangan devisa.
"Permintaan dolar AS saat pembagian dividen dan kupon kepada non-residen, serta pembayaran pokok utang juga berpotensi mendorong penurunan cadangan devisa," tutur Ibrahim.
Pilihan Editor: Muhammadiyah Alihkan Dana dari BSI karena Risiko Konsentrasi, Apa Itu Risiko Konsentrasi?