Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang periode Januari sampai Maret 2024 mencapai US$ 62,20 miliar atau turun sebesar 7,25 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan ekspor tersebut akibat melemahnya ekspor nonmigas sebesar 7,53 persen dan migas yang turun 2,81 persen (YoY) sejalan dengan lemahnya permintaan dari negara mitra dagang Indonesia dan perlambatan perdagangan global yang masih berlangsung.
Nilai impor selama Maret 2024 tercatat sebesar US$ 17,96 miliar. Kinerja impor ini melemah 2,60 persen dibandingkan Februari 2024. Penurunan kinerja impor di Maret 2024 dipicu turunnya impor nonmigas sebesar 5,34 persen dan naiknya impor migas sebesar 11,64 persen (MoM). Secara tahunan, nilai impor Maret 2024 lebih rendah 12,76 persen dibandingkan Maret 2023 (YoY).
Di sisi lain, pelemahan impor tersebut disebabkan penurunan permintaan impor pada seluruh golongan penggunaan barang. Kontraksi terdalam dialami impor barang modal yang nilainya turun 11,26 persen, diikuti bahan baku atau penolong yang turun 0,73 persen dan barang konsumsi yang turun 0,69 persen (MoM).
Salah satu barang modal dengan penurunan impor terdalam adalah laptop, termasuk komputer pangku (notebook), dan komputer sublaptop (subnotebook) yang turun 71,60 persen (MoM). Bahan baku penolong dengan penurunan impor signifikan, antara lain bensin (motor spirit) tanpa timbal dengan RON di atas 90 dan di bawah 97, dicampur selain etanol; peluru; gandum selain gandum durum dan biji-bijian gandum dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia; serta kokas dan semi kokas dari batu bara dan kondensat.
Impor barang konsumsi yang turun (MoM), antara lain van dengan kapasitas silinder melebihi 2.000 cc tetapi tidak melebihi 2.500 cc, mobil dengan kapasitas silinder melebihi 2.500 cc, serta mesin cuci dengan pengering dengan kapasitas 6–10 kg.
Selanjutnya: Beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia dengan penurunan terdalam....