Sebelumnya, Bank Indonesia atau BI memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis points (bps). Per Rabu kemarin, BI Rate resmi naik menjadi 6,25 persen.
Selain itu, suku bunga deposit facility dan lending facility juga naik 25 bps. "Masing-masing menjadi sebesar 5,5 persen dan 7 persen," tutur Ibrahim.
Sementara itu, sentimen eksternal datang dari greenback yang tetap mendekati level tertinggi dalam 5 bulan. Level ini dicapai pada pekan lalu. Pasalnya, para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.
Kemudian, data ekonomi yang dirilis pekan ini akan memberikan lebih banyak isyarat mengenai jalur suku bunga. Data produk domestik bruto AS kuartal I yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan apakah ekonomi AS tetap tangguh pada awal tahun 2024.
Namun, kata Ibrahim, data yang lebih diawasi adalah data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada Jumat. Data indeks harga PCE yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed kemungkinan akan memiliki dampak yang lebih besar. "Mengingat data tersebut terkait langsung dengan prospek bank sentral mengenai suku bunga."
Pilihan Editor: AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu