TEMPO.CO, Jakarta - Konflik antar negara Timur Tengah sedang memanas setelah Iran melancarkan serangan ke Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024. Ketegangan situasi geopolitik ini dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengadakan rapat bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara serta jajaran eselon I Kemenkeu. Mulai dari Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo, Direktur Jenderal Anggaran Isa Rachmatawarta, hingga Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo.
Pertemuan tersebut berlangsung pada Minggu malam, 14 April 2024. Menurut Sri Mulyani, perkembangan situasi ekonomi, keuangan global, dan tensi geopolitik saat ini sangat tinggi. Gerakannya pun cepat dan dinamis.
“Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis. Kondisi ini mempengaruhi berbagai indikator ekonomi yang perlu diantisipasi dan diwaspadai,” tulis Sri Mulyani dalam keterangan di unggahan akun Instagram resminya, @smindrawati, pada Minggu, 14 April 2024.
Mantan Managing Director World Bank itu mengungkapkan, instrumen penting yang akan terus digunakan untuk menghadapi gejolak dan dinamika global maupun nasional adalah anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“APBN akan terus menjadi instrumen yang penting dalam menghadapi gejolak dan dinamika global dan nasional,” ucapnya.
Seperti dilansir dari situs Kementerian Keuangan, asumsi dasar makro APBN 2024 adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi yang terkendali sebesar 2,8 persen, nilai tukar rupiah sebesar Rp 15 ribu/US$, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7 persen.