TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menanggapi soal harga tomat yang mencapai Rp 40.000 per kilogram, jika terlalu murah bakal merugikan petani.
“Alhamdulillah kalau bahan pokok cabai segala macam murah ya. Jadi kalau murah saya juga enggak senang banget sebetulnya,” kata Zulhas di rumahnya di Cipinang, Jakarta Timur pada Rabu, 10 April 2024 saat menggelar open house perayaan Idul Fitri.
Zulhas menganalogikan jika harga terlalu murah maka tidak akan ada yang mau menjual lagi. “Cabai misalnya harganya sampai Rp 35.000 kan orang enggak menanam lagi,” ujarnya.
Menurutnya, harga tomat di kisaran Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per kilogram diklaim terlalu murah. “Makannya pemerintah membuat patokan harga,” ujarnya.
Zulhas belum bisa memastikan apa penyebab harga tomat naik, dia menduga ada gagal panen.
“Iya (gagal panen) bisa juga, tapi saya kira itu sementara saja kalau sudah nanam murah lagi,” tuturnya.
Beberapa waktu lalu harga bahan pokok naik, Zulhas mengklaim pemerintah bertugas mengatur patokan harga yang telah ditetapkan.
Pedagang sayur di Palmerah Jakarta Barat, membenarkan soal harga tomat yang naik, Suci 32 tahun mengatakan harga tomat hari ini Rp 41.000 per kilogram.
“Iya naik jadi Rp 41.000 tapi hari ini kan tutup sepertinya karena Lebaran Idul Fitri,” kata Suci saat dihubungi melalui pesan singkat pada Rabu, 10 April 2024.
Suci mengatakan terakhir dia membeli tomat kemarin dari Pasar Palmerah di kisaran Rp 30.000, dia enggan menyebutkan angka pasti berapa harga belinya namun tokonya masih tutup . “Nanti mau buka lagi Lebaran H+3 ,” ujarnya. Menurutnya harga normal tomat di angka Rp 15.000 sampai Rp 20.000.
Pantauan Tempo sejumlah dari data Badan Pangan Nasional per tanggal 10 April 2024 komoditas lain yakni cabai merah keriting Rp 51.700 per kilogram, cabai rawit merah Rp 49.830 per kilogram, beras premium Rp 16.360 per kilogram, beras medium Rp 14.120 per kilogram.
Pilihan Editor: Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?