TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah toko perhiasan emas di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dipadati pengunjung. Kenaikan jumlah pembeli emas meningkat menjelang Idul Fitri tahun ini.
Vina, pemilik Toko Emas Cahaya Baru, menyebut lonjakan pembeli terjadi karena sebagian masyarakat memilih untuk membelanjakan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk perhiasan emas.
"Jelas naik. Mereka kebanyakan membeli." kata Vina saat ditemui Tempo, Sabtu, 6 April 2024.
Vina menjelaskan bahwa lonjakan pembeli menjelang Idul Fitri merupakan hal yang biasa terjadi. Dia menyebut pelanggannya membeli emas untuk dibawa saat mudik lebaran.
"Kalau sudah Idul Fitri biasanya dijual kembali," ujar pemilik toko perhiasan yang telah berdiri sejak 1976 itu.
Lebih lanjut, Vina menyampaikan bahwa emas dengan kadar 18 karat dan 22 karat menjadi primadona bagi pelanggannya. "Kalau yang murni 24 karat jarang yang beli," tuturnya.
Secara rinci, Vina mengungkap bahwa harga emas 18 karat berkisar Rp 500 ribu, emas 22 karat Rp 800 ribu, dan emas 24 karat Rp 1 juta. Selama Ramadan, sambung Vina, omset yang diperoleh meningkat sebesar 50 persen.
Tak hanya Vina, kenaikan omset juga dirasakan oleh Susan, pemilik Toko Emas Bong Kim. Menurut dia, selama Ramadan banyak pelanggannya yang membeli perhiasan untuk bersilaturahmi saat lebaran.
"Kalau mau lebaran memang emas banyak yang beli, soalnya buat ke rumah keluarga kan," tutur Vina.
Susan menyebut, harga emas bersifat fluktuatif setiap hari ini. Meski begitu, jelas Susan, tren pembelian emas menjelang Ramadan merupakan hal yang sudah biasa terjadi.
"Pembeli yang banyak memang ada kalau mau lebaran. Kalau di hari-hari biasa ya penjualannya biasa saja," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, pengunjung toko perhiasan emas di Pasar Kebayoran Lama ramai pada pukul 13.00-16.00. Mereka umumnya memilih perhiasan berupa cincin, kalung, dan anting.
Pilihan Editor: Sidang Sengketa Pilpres: Apa Kata 4 Menteri tentang Bansos Jokowi?