TEMPO.CO, Jakarta - Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Tol Bocimi) longsor di Km 64 arah Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu malam, 3 April 2024. Sebuah mobil terperosok ke dalam lubang dengan panjang lebih dari 4 meter dan mengakibatkan dua orang terluka.
Public Relation PT Waskita Toll Road Yanka mengatakan longsor diduga terjadi karena gerusan air dari curah hujan yang tinggi di sekitar lokasi. Dia menjelaskan, PT Trans Jabar Tol sebagai pemilik konsesi Tol Bocimi tengah melakukan pengamanan di lokasi kejadian dan pengalihan lalu lintas.
“Kendaraan dari arah Ciawi ke Parungkuda dialihkan ke Cigombong. Adapun akses dari arah Parungkuda ke Ciawi ditutup sementara agar mengantisipasi potensi longsor tambahan,” kata Yanka dalam keterangan resminya pada Rabu, 3 April 2024.
Sejarah Pembangunan Tol Bocimi
Tol Bocimi merupakan salah satu proyek pembangunan nasional di sektor jalan dan jembatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Pembangunan tol itu diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap mobilitas kendaraan logistik di Jawa Barat serta peningkatan perekonomian, terutama di Bogor dan Sukabumi.
Ruas jalan Tol Bocimi mempunyai panjang 54 kilometer dengan nilai investasi mencapai Rp 7,77 triliun. Pembangunannya dibagi atas 4 seksi, yaitu Seksi 1 Ciawi-Cigombong sepanjang 15,35 kilometer, Seksi 2 Cigombong-Cibadak sepanjang 11,9 kilometer, Seksi 3 Cibadak-Sukabumi sepanjang 13,7 kilometer, dan Seksi 4 Sukabumi Barat-Sukabumi Timur sepanjang 13,05 kilometer.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) Tol Ciawi-Cigombong Seksi 1 dimulai pada Senin, 9 Februari 2015 di Jalan Raya Tajur, Bogor. Gubernur Jawa Barat kala itu, Ahmad Heryawan mengatakan, proses pembangunan Tol Bocimi sebenarnya sudah direncanakan sejak 1997.
“Masa penantian dari 1997 sampai saat ini, 17 tahun merupakan masa yang amat panjang dalam pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi,” ucap pria yang akrab disapa Aher itu saat groundbreaking Tol Bocimi di Bogor, Jawa Barat, Senin, 9 Februari 2015, seperti dikutip dari laman Pemerintah Daerah Kota Bogor.
Kemudian, Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 1 baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Sabtu, 1 Desember 2018. Dalam sambutannya, Presiden mengungkapkan bahwa pembangunan tol itu memerlukan negosiasi yang alot sejak 2015. Kemudian, pada 2016, konstruksi pembebasan lahan di lapangan bisa dimulai.
“Di 2015, kita negosiasi untuk ambil alih. Mengambilalihnya pun dengan negosiasi yang alot, setahun lebih. Baru awal 2016 benar-benar di lapangan, konstruksi, dan pembebasan lahan dimulai,” ujar Jokowi dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet (Setkab) RI.
Selanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) baru membuka fungsional Tol Bocimi Seksi 2 saat arus mudik dan balik Lebaran 2023. Hingga Agustus 2023, dua dari empat seksi telah selesai dibangun dan beroperasi.
Saat persemian oleh Jokowi, Bocimi Seksi 2 Cigombong - Cibadak memiliki jalur sepanjang 11,90 kilometer. Jokowi meresmikan Jalan Tol Bocimi Seksi 2 didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan pejabat terkait lainnya.
"Alhamdulillah pada hari ini Jalan Tol Ciawi-Sukabumi ruas Cigombong-Cibadak sepanjang 11,9 kilometer sudah selesai dan siap dioperasikan," kata Presiden Jokowi di gerbang Tol Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat 4 Agustus 2023.
Ruas ini, kata Jokowi, menelan anggaran biaya mencapai Rp3,2 triliun dan diharapkan dapat dilanjutkan ke Pelabuhan Ratu, Ciletuh hingga Ujung Genteng,
"Sekarang dengan adanya jalan tol ini hanya kurang lebih 2,5 jam. Ini akan mempercepat mobilitas orang, mempercepat mobilitas barang," kata Jokowi.
Rencana Pembangunan hingga ke Padalarang
Selain itu, Kementerian PUPR menyebut Tol Bocimi dapat dilanjutkan ke Ciranjang, Kabupaten Cianjur dan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir, rencana Tol Bocimi akan dilanjutkan ke Ciranjang dan Padalarang sudah masuk dalam rencana umum Kementerian PUPR, serta surat keputusannya (SK) sudah ditetapkan oleh menteri.
Kehadiran Tol Bocimi yang diteruskan ke Padalarang ditujukan untuk memecah kepadatan di Tol Cipularang. “Kalau kita melihat setelah Tol Jakarta-Cikampek II Selatan berfungsi semuanya bersama dengan Tol Layang MBZ dan Tol Jakarta-Cikampek yang telah beroperasi, maka kemungkinan potensi kemacetan dapat terjadi di Tol Cipularang,” ucap Miftachul di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat, 4 Agustus 2023.
Rencana Tol Bocimi yang akan disambung hingga Ciranjang dan Padalarang juga tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Longsor di Tol Bocimi, Politikus PKS Ini Minta Pemerintah Investigasi dan Cari Pihak Bertanggung Jawab