TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengimbau masyarakat pengguna paylater untuk mengimbangi utang yang diambil dengan pendapatan. Hal ini sejalan dengan tren pola konsumsi atau belanja menjelang Lebaran yang meningkat.
Paylater merupakan metode belanja sekarang bayar belakangan. Produk dapat dibayar hingga rentang waktu yang disediakan.
"Yang jelas, jangan menambah beban utang yang melebihi pendapatan," katanya kepada Tempo pada Senin, 1 April 2024.
Nailul Huda menyatakan, pola konsumsi masyarakat menjelang Lebaran sudah pasti akan meningkat. Pola konsumsi cenderung akan melambung, dengan metode pembayaran via apapun. Baik metode yang sifatnya kredit ataupun tunai.
"Paylater pun sama, akan mengalami peningkatan penggunaan berbelanja, mengingat dorongan konsumsi menjelang Lebaran cukup tinggi. Terutama untuk pembelanjaan melalui e-commerce," kata dia.
Tak hanya belanja secara daring, kata dia, belanja di merchant offline pun akan meningkat juga. Khususnya untuk paylater yang bekerja sama dengan merchant penyedia busana dan gadget.
Dengan pola konsumsi yang tinggi, ekonom ini memperkirakan nilai transaksinya juga meningkat.
"Ada kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran untuk pakaian dan gadget baru supaya tampil istimewa di Hari Raya Idul Fitri," kata Nailul.
Metode pembayaran paylater semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan riset perilaku belanja online pada 1,5 juta sampel pengguna Kredivo pada Januari hingga Desember 2021, terdapat 38% konsumen yang menggunakan PayLater saat berbelanja di e-commerce dalam satu tahun terakhir. Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (2020) yang sebesar 28%.
Pilihan Editor: Jasa Marga Beri Diskon Tarif Tol 20 Persen di Mudik Lebaran, Berlaku untuk Semua Golongan Kendaraan