TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan prospek investasi emas tahun ini akan menjanjikan. Akhir-akhir ini, harga emas juga dalam tren penguatan.
"Targetnya (prediksi) mencapai U$$ 2.220 per troy ounce sampai semester II 2024," kata Ibrahim kepada Tempo, Senin, 11 Maret 2024.
Sementara untuk pekan ini, Ibrahim memprediksi harga emas dunia mencapai level tertinggi di US$ 2.206 per troy ounce. Ia mengatakan, ada berbagai penyebab yang mendorong penguatan harga emas dunia. Pertama, Bank Central Amerika yang kemungkinan bakal menurunkan suku bunga.
"Kedua, ekonomi Cina juga diprediksi akan membaik seiring bank sentral yang banyak menggelontorkan stimulus," kata Ibrahim.
Faktor ketiga, kata Ibrahim, Bank of Japan yang kemungkinan akan meningkatkan suku bunga untuk memperbaiki perekonomian Jepang yang bermasalah sejak kuartal IV tahun lalu. Faktor berikutnya menurut Ibrahim adalah konflik di Timur Tengah yang semakin memanas.
"Hal ini lantaran Israel menyerang Lebanon dan Lebanon membalas serangan balasan, pas bersamaan dengan bulan puasa di Timur Tengah," kata Ibrahim.
Adapun, mengutip laporan Reuters kemarin, harga emas di pasar berada di level US$ 2.182,48 per ounce setelah naik selama sembilan sesi berutur-turut. Emas batangan mencapai rekor puncak di US$ 2.194,99 pada Jumat. Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat berada di US$ 2.188,70.
Trader memperkirakan penurunan suku bunga AS sebesar tiga hingga empat perempat poin (25 bps), dengan peluang 70 persen untuk penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni. Hal ini sesuai dengan aplikasi probabilitas suku bunga LSEG. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
RIRI RAHAYU | REUTERS
Pilihan Editor: Ini Profil BBN Airlines Indonesia, Maskapai Baru yang Beroperasi Bulan Ini