TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengatakan temuan NASA soal penyusutan hutan di Ibu Kota Nusantara atau IKN membenarkan adanya deforestasi di hutan Kalimantan. Tak hanya terhadap lingkungan, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat akan terdampak akibat pembangunan pembangkit listrik untuk IKN.
"Pembangkit IKN di Kalimantan itu pasti juga akan diikuti dengan deforestasi yang meluas serta dampak-dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi yang dirasakan masyarakat," kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian, dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2024, dikutip pada Senin, 11 Maret.
Uli mengatakan, Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara akan menjadi wilayah paling terdampak negatif akibat pembangunan di IKN. Secara umum, sambung Uli, kerusakan di wilayah lain Kalimantan akan menyusul.
"Kita tahu bahwa pembangunan infrastruktur megaproyek juga akan mendorong ekploitasi material yang digunakan untuk membangun IKN," ujarnya.
Uli turut memberi contoh eksploitasi batu dan semen yang akan meningkat untuk membangun infrastruktur IKN. Lebih lanjut, Uli memperkirakan akan lahir fasilitas pembangkit listrik baru untuk menopang kebutuhan energi di IKN. Dia memberi contoh Pembangkit Listrik Tenaga Air Kayan di Kalimantan Utara yang dibangun tahun 2019.
Sebelumnya, penyusutan hutan ini disorot satelit National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. Satelit NASA memotret perbandingan kawasan hutan Kalimantan pada April 2022 dengan kondisi terbaru pada Februari 2024. Hasilnya, kawasan hutan yang hijau tampak menyusut.
Terhadap permasalahan itu, Staf Khusus Kepala dan Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Troy Pantouw membantah terjadi deforestasi hutan Kalimantan akibat pengembangan IKN. Menurut dia, klaim kerusakan hutan itu merupakan hal yang keliru.
"Secara tegas saya sampaikan, tidak ada desforestasi hutan Kalimantan akibat pembangunan IKN. Itu sangat keliru. Justru yang kami lakukan adalah menghutankan kembali alias reforestasi," kata Troy dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 6 Maret 2024.
SAVERO ARISTIA WIENANTO
Pilihan Editor: Pemerintah Dituntut Perbaiki Tata Kelola Tambang Timah, Dugaan Korupsi PT Timah Jadi Momentum