Bila dilihat dari segi kualitas kesehatan, menurut Mirah, juga akan terganggu. Ritme kerja yang demikian bisa memicu timbulnya penyakit berbahaya di kemudian hari. "Kan akhirnya yang rugi perusahaan juga. Mungkin gak (dalam) setahun mereka merasa dampaknya. Mungkin nanti baru terasa 5 tahun, 10 tahun kemudian muncul penyakit-penyakit yang berbahaya," kata dia.
Apabila karyawan sakit, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan. Lebih luas lagi, perusahaan yang berstatus BUMN akan membawa dampak terhadap negara.
"Dampaknya ke negara, ya, bangkrut. Nah, negara menjadi rugi. Perusahaan pastinya rugi, negara apa lagi," tuturnya.
Pun kualitas bersama keluarga juga turut terdampak. Menurut Mirah, akan sulit untuk membangun suasana yang lebih segar di rumah masing-masing.
Dengan jam kerja yang lebih sedikit, produktivitas pekerja akan meningkat dan lebih fresh. Segala jenis pekerjaan dan keputusan juga diambil dengan sangat baik.
"Itu sudah ada penelitiannya kalau tidak salah dengan jam kerja yang sedikit, mereka lebih maksimal dalam membangun produktivitas dan mental terjaga juga dari sisi kesehatan."
Pilihan Editor: Harga Kebutuhan Pokok di Solo Naik Jelang Ramadan, Daging Ayam Potong Capai Rp 40 Ribu per Kilogram