El Nino dan Kampanye
Di sisi lain, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menjelaskan, ada beberapa faktor yang berperan pada kenaikan harga beras. “Salah satunya adalah kondisi cuaca yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil beras, misalnya Cianjur,” katanya kepada Tempo, Selasa, 20 Februari 2024.
Dia mengungkapkan, fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, sehingga suplai beras berkurang. Selain itu, terdapat faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Dia menyebut beras sering masuk dalam program tebus murah paket sembako di tahun politik.
Belum Masa Panen
Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menuturkan keterbatasan suplai beras premium di tingkat ritel karena masa panen yang belum terjadi. “Saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan supply beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram,” ucapnya dalam keterangan resminya, Jumat, 9 Februari 2024.
Adapun masa panen diperkirakan baru terjadi pada pertengahan Maret 2024. Secara bersamaan, kata Roy, beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diimpor pemerintah juga belum masuk ke Indonesia.
Susah Dapat Gabah
Ketum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan, keterbatasan pasokan gabah berimbas pada kelangkaan beras di gerai ritel. “Penyebab utama dimulai dari ketersediaan gabah yang terbatas – menyulitkan penggilingan padi untuk mendapatkan gabah – karena turunnya produksi,” ujarnya kepada Tempo melalui pesan singkat WhatsApp, Minggu, 18 Februari 2024.
Selain karena belum panen raya, dia menyebut, terjadi persaingan usaha tidak sehat antara penggilingan padi skala besar dan kecil. Tak hanya itu, masalah rantai pasok dari hulu ke hilir yang tidak pernah usai juga berkontribusi pada kelangkaan beras.
MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Harga Pangan Naik Lagi Hari Ini, Cabai Makin Pedas