TEMPO.CO, Jakarta - Kelangkaan beras di sejumlah retail modern masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat. Bahkan, harga beras semakin mahal dan terus melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah sejak Maret 2023 silam.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium di tingkat pedagang eceran mencapai Rp16.430 per kilogram, naik Rp220 (1,36 persen) pada Kamis, 22 Februari 2024. Sedangkan satu kilogram beras medium seharga Rp14.280, naik Rp140 (0,99 persen).
Baca Juga:
Lantas, mengapa beras semakin langka dan mahal? Berikut alasan kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia menurut para tokoh:
Jor-Joran Bansos
Anggota Komisi XI DPR RI Hidayatullah menilai kebijakan pemerintah yang terus mengucurkan bantuan sosial (bansos) beras diduga menjadi salah satu penyebab harga beras mahal dan langka di pasaran. Menurutnya, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), faktor inflasi komoditas pangan adalah kontributor inflasi terbesar.
“Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sedangkan non-makanan hanya 25,75 persen pada Maret 2023. Pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras menjadi langka,” kata Hidayatullah dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2024.
Dia juga menuturkan, faktor harga beras yang melambung tinggi disebabkan oleh dominasi pasar beras di dalam negeri dikuasai oleh sekelompok konglomerat, yang semestinya dikuasai negara melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). “Selain karena masalah keterbatasan stok, juga tata kelola beras selama ini masih amburadul,” ucapnya.
Banjir
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah kelangkaan pasokan beras di tingkat retail akibat kebijakan pemerintah yang terus menggelontorkan bansos beras kepada masyarakat. Dia menilai bansos pangan justru dapat menahan atau mengendalikan harga beras agar tidak naik.
“Tidak ada hubungannya sama sekali dengan bansos beras. Karena justru ini (bansos beras) yang bisa mengendalikan (harga), karena suplainya lewat bansos ke masyarakat,” ujar Jokowi usai meninjau cadangan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024.
Lebih lanjut, Presiden menyatakan kenaikan harga dan kelangkaan beras dipicu oleh hasil panen yang belum masuk ke pasar. Selain itu, distribusi beras juga terdampak oleh banjir, seperti di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah.