Kedua, Kementerian Pertanian akan menggenjot upaya pompanisasi. Pompanisasi adalah sistem irigasi yang memanfaatkan air bawah tanah untuk mengairi lahan pertanian dengan pompa air. "Seperti Bengawan Solo, kita pompa airnya supaya naik," kata Amran Sulaiman.
Selanjutnya, Amran Sulaiman mengatakan, Kementerian Pertanian juga akan melakukan ekstensifikasi lahan sawah ke lahan rawa, khususnya yang berada di luar Jawa. "Lahan rawa kita garap. Di luar Jawa, seperti Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah," ucap dia.
Adapun Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan produksi komoditas beras terus menurun. Secara historis, ia menjelaskan tren produksi beras pada periode 2021 hingga 2023 menurun. BPS mencatat pada periode tersebut, mulai September hingga Desember, produksi beras selalu turun.
"Tetapi ada catatan bahwa 2023 terjadi penurunan produksi beras kalau dibandingkan tahun sebelumnya selama periode September-Desember terjadi penurunan 0,06 juta ton," kata Amalia.
Sedangkan untuk periode Oktober sampai Desember terjadi penurunan produksi beras sebanyak 0,59 juta ton. Sementara sepanjang 2023, BPS memperkirakan penurunan produksi beras mencapai 0,65 juta ton.
Oleh sebab itu, ia mengatakan sejak Juli 2023 ini memang terjadi defisit produksi beras. Namun, data tersebut belum mencakup data impor, di mana di Desember diperkirakan terjadi defisit tertinggi yaitu 1,45 juta ton.
YOHANES MAHARSO | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Garuda Indonesia Tebar Diskon Tiket Pesawat hingga 80 Persen, Tersedia Lebih dari 10 Ribu Kursi