Harga tersebut, kata Arief, adalah harga minimal yang diterima petani. Sehingga, para petani Indonesia dapat terjaga dari kerugian. Arief pun menegaskan kualitas hasil panen sangat penting sebagai tolok ukur penerimaan produk yang baik di pasaran. Untuk itu, ia mengingatkan para penggiling padi, perusahaan jagung, dan pakan ternak agar mempersiapkan dryer atau pengering secara maksimal.
"Hal ini sangat penting untuk dapat mengurangi kadar air padi dan jagung sampai sekitar 14 persen," ucapnya.
Pengaturan persentase maksimum kadar air diatur dalam Perbadan Nomor 6 Tahun 2023, untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan di penggilingan maksimum 25 persen, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dan di gudang Perum Bulog maksimum 14 persen. Sedangkan untuk beras di gudang Bulog kadar air maksimum 14 persen.
Untuk komoditas jagung, kualitas kadar air diatur dalam Perbadan 5 tahun 2022. Harga acuan Pembelian Jagung Pipilan kering untuk kadar air 15 persen sebesar Rp 4.200 per kilogram. Sedangkan untuk kadar air 20 persen Rp 3.970 per kilogram, kadar air 25 persen Rp 3.750 per kilogram, dan kadar air 30 persen Rp 3.540 per kilogram.
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan pemerintah saat ini juga terus menggenjot produksi jagung nasional. Dalam beberapa waktu kedepan akan panen puncak jagung, diantara Jatim, Sulawesi Selatan, NTB, Lampung, Gorontalo, NTT, Jawa Tengah.
Suwandi mencatat kalkulasi Kementan untuk produksi jagung pada Februari 2024, akan panen seluas 300 ribu hektar dengan perkiraan produksi 1,5 juta ton. Bahkan pada puncaknya bulan Maret-April mencapai 800 ribu hektar, ia memperkirakan produksinya mencapai 4 juta ton jagung.
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Kerugian Kemacetan Jabodetabek Rp 100 Triliun, YLKI: Batasi Kendaraan Pribadi