Berdasarkan KSA BPS, komoditas jagung diperkirakan mengalami surplus sekitar 600 ribu ton. Dengan perkiraan produksi 1,95 juta ton dan kebutuhan 1,35 juta ton, Amran berujar produksi jagung pada Maret 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan seluruh stakeholder harus bersiap untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen di masa panen raya. Bapanas dan Kementan saat ini sedang mempersiapkan penyerapan hasil panen yang mulai tinggi bulan Maret 2024.
"Harus lakukan koordinasi bersama BUMN di bidang pangan, Bulog, private sector, penggiling padi, pengusaha jagung, perusahaan pakan ternak, seluruh kementerian dan lembaga terkait," ujar Arief.
Menurutnya, antisipasi panen yang mulai terjadi pada Maret mendatang menjadi krusial untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Dia mengatakan pemerintah akan berperan untuk menjaga hasil petani, sehingga dilakukan penyerapan khususnya komoditas padi dan jagung sesuai harga acuan pembelian yang ditetapkan.
Adapun penyerapan hasil panen petani mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2022 Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Serta Perbadan nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Selanjutnya: Harga tersebut, kata Arief, adalah harga minimal yang diterima petani....