TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja PT Indofarma, badan usaha milik negara anggota holding farmasi Bio Farma, berunjuk rasa di depan Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rabu, 31 Januari 2024. Mereka menuntut penyehatan Indofarma dan pembayaran hak-hak karyawan.
Koordinator aksi, Danu, mengklaim hak-hak karyawan tidak dipedulikan perusahaan. Ia berujar, hak pensiun karyawan yang sudah purna tugas belum dibayarkan lebih dari setahun.
"Kami sudah bekerja puluhan tahun demi bangsa ini, untuk sehatkan bangsa, selamatkan bayi-bayi dengan obat kami," kata Danu dalam orasinya. "Kami selamatkan pasien Covid-19 dengan obat kami. Tapi apa yang kami terima?"
Danu mengatakan, para karyawan yang sudah pensiun mestinya bisa menikmati uang pensiun dari perusahaan. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
"Mereka nangis dengan keluarga karena tidak dapat uang pensiun," kata Danu.
Massa aksi pun menuntut Erick Thohir agar mengabulkan lima tuntutan mereka. Pertama, menyelamatkan dan menyehatkan kembali Indofarma dengan memberikan modal kerja yang cukup agar perusahaan bisa lagi beroperasi secara normal. Kedua, melakukan langkah-langkah perbaikan dan efisiensi dengan melakukan restrukturisasi karyawan dengan memperoleh pesangon dan penghargaan masa kerja yang sesuai kesepakatan antara SP Indofarma dengan manajemen Indofarma Group.
Ketiga, menindak oknum-oknum yang membuat terpuruknya kinerja Indofarma Group. Keempat, membayarkan hak-hak karyawan yang belum dibayarkan karena dapat berpotensi menjadi tindak pidana yang disebabkan sebagian iuran sudah dilakukan pemotongan dari upah karyawan. Trakhir, membayarkan iuran Serikat Pekerja Indofarma yang sudah dipotong dari upah anggota atau karyawan.
Setelah berorasi kurang lebih satu jam dan memanggil-manggil nama Erick Thohir, Kementerian BUMN akhirnya menerima perwakilan Serikat Pekerja Indofarma untuk berdialog. Sebanyak 13 peserta aksi akhirnya masuk gedung kementerian sekitar pukul 11.45 WIB. Namun kabarmya, Erick Thohir sedang cuti sehingga mereka meminta agar dihubungkan secara virtual untuk berkomunikasi.
"Kami ingin Bapak tidak dianggap zalim oleh karyawan Indofarma Group," kata Danu. "Pak Erick mungkin selama ini belum mendengar aspirasi kami, makanya kami datang supaya Bapak tahu kesengsaraan kami."
RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Fakta-fakta Tentang BLT: Besaran Dana Rp 11,25 Triliun, Disalurkan Mulai Februari Besok