Padahal, ujar Ani, anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk sektor pendidikan amat besar. Alokasi anggaran program pendidikan yang paling besar adalah Kartu Prakerja. Sejak 2019 sampai 2023, dana yang untuk program Kartu Prakerja mencapai 51,8 triliun.
Ani menjelaskan program Kartu Prakerja ini berada di dua sektor, yaitu di pendidikan dan ketenagakerjaan. Pasalnya, program tersebut menyasar mahasiswa yang baru lulus kuliah itu agar bisa wirausaha atau pelatihan wirausaha.
Ditambah anggaran program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka yang mencapai Rp 21,1 triliun dan Program Indonesia Pintar sebesar Rp 48 triliun pada periode yang sama. Namun, Nalar Institute pun menilai program-program tersebut belum berhasil menunjukkan dampak yang signifikan terhadap sektor pendidikan Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Humas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Azis Purwanto menyatakan akan menjadikan hasil kajian tersebut untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sementara itu, ia berujar hingga saat ini PIP maupun program KPI masih akan terus berjalan.
Ihwal dampak dari program-program tersebut, Azis mengatakan KIP Kampus Merdeka banyak berdampak dalam mengurangi masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan survei yang dilakukan Kemendikbudristek, tuturnya, penghasilan yang diterima pun relatif lebih tinggi.
Menurutnya, program KIP Kampus Merdeka telah memberikan mahasiswa kemerdekaan atau keleluasaan untuk belajar. Tidak hanya di dalam program studinya, tapi mahasiswa juga bisa memperluas ilmunya dengan mengambil mata kuliah di program studi lain. Ditambah kesempatan pertukaran mahasiswa dan proses magang untuk menambah pengalaman mahasiswa.
Pilihan Editor: Pemerintah Gelontorkan Rp 4,8 Triliun untuk Prakerja Tahun Ini, Bidik 1,2 Juta Peserta