Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo mengatakan obyek yang ditanggung adalah tagihan pembiayaan ekspor non L/C dengan risiko komersial dan risiko politik. Untuk itu, ASEI akan mengganti 85 persen dari nilai pertanggungan dengan nilai pertanggungan maksimal US$ 5 juta per transaksi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, komposisi ekspor nasional 2004 adalah non L/C sebesar 81 persen, L/C hanya 19 persen. Pada 2008 porsi non L/C ekspor non migas nasional sudah naik mencapai 88 persen atau US$ 94,33 miliar dari total ekspor nasional non migas sebesar US$ 106,84 miliar.
Secara tradisional perbankan lebih terbiasa melayani transaksi L/C. Untuk transaksi ekspor dan impor non migas dengan L/C, Bank Mandiri sendiri mempunyai pangsa pasar ekspor 25,4 persen dan impor 26,7 persen pada 2008.
Direktur Utama ASEI Zaafril Razief Amir mengemukakan kecenderungan eksportir memakai L/C berkurang. "Saat ini 95 persen transaksi di dunia tanpa menggunakan L/C karena eksportir mencari biaya yang lebih murah," ujar dia.
EKO NOPIANSYAH