TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki tahun 2024, Knight Frank Indonesia memprediksi jika pertumbuhan properti tahun ini diwarnai oleh tren baru yang beradaptasi dengan dinamika pasar. Pergerakan investor akan cenderung wait and see terhadap kondisi ekonomi dan geopolitik global. Risiko utama tahun 2024 yang perlu diantisipasi meliputi dampak pemilu, potensi kenaikan suku bunga, dan kenaikan inflasi.
“Pertumbuhan properti di tahun 2024 akan diwarnai dengan tumbuhnya tren-tren baru yang menyesuaikan dengan dinamika pasar properti, seperti kehadiran green building dan digitalisasi pemasaran,” ujar Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, dikutip melalui keterangan resmi pada Minggu, 21 Januari 2024.
Menurut Willson, tren ini akan semakin marak untuk menggaet konsumen milenial. Selain itu, ia juga menyebut jika pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik.
“Mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa, diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi,” kata dia.
Selain itu, menurutnya, dalam menghadapi tantangan tahun ini, pemerintah merancang strategi, salah satunya melalui insentif PPN DTP (pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah) yang diperbarui akhir tahun lalu, dengan harapan memberikan dukungan positif bagi pertumbuhan industri properti.
Knight Frank Indonesia juga memprediksi, pertumbuhan properti tahun ini akan didasarkan pada asumsi tetap akan tumbuh, dengan sebagian besar pemangku kepentingan optimistis bahwa sektor properti mampu menjawab tantangan ekonomi di 2024.
Adanya insentif PPN DTP juga dinilai memberikan dampak positif, terutama pada sub sektor residential (rumah tapak), yang diperkirakan terus tumbuh meskipun adanya kekhawatiran terhadap suku bunga.
Tak hanya itu, menurut Knight Frank Indonesia, ada lima kota di Indonesia yang dinilai memiliki prospektif pertumbuhan properti tahun ini, yaitu Jakarta, IKN, Bali, Surabaya, dan Tangerang. Sementara itu, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), logistik dan e-commerce dianggap sebagai sektor bisnis yang dapat memberikan daya ungkit positif terhadap pertumbuhan properti.
Pilihan Editor: Profil Budi Said Tersangka Rekayasa Jual Beli Emas Antam, Raja Properti Surabaya