TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Fadli Zon menyebutkan Ibu Kota Nusantara (IKN) di di Kalimantan Timur bernilai strategis. "Karena di belakang IKN ini filosofinya adalah terkait dengan pemerataan," katanya di Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024.
Ia juga mengatakan bahwa hal yang yang paling penting juga sebenarnya di wilayah Kalimantan sudah dimulai semacam food estate dan juga di beberapa wilayah lainnya. Saat ini, kata Fadli, dibutuhkan ekstensifikasi selain juga intensifikasi pertanian karena lahan pertanian untuk produksi semakin sempit.
Oleh sebab itu, Fadli menyebutkan food estate diperlukan ada di berbagai tempat. "Saya kira kalau soal IKN itu sudah menjadi Undang-undang dan saya kira penting terkait dengan pengembangan wilayah di Kalimantan serta wilayah-wilayah lainnya," tuturnya.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk IKN menyatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan merata akan diungkit dengan pembangunan ibu kota baru itu sebagai superhub ekonomi.
Superhub ini yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya untuk transformasi ekonomi di Ibu Kota Nusantara dan Provinsi Kalimantan Timur serta Daerah Mitra di Pulau Kalimantan.
Superhub IKN Nusantara ini, kata Fadli, dapat diwujudkan melalui pengembangan sejumlah klaster ekonomi yang berdaya saing dan inovatif dengan dukungan infrastruktur yang memadai dan berkualitas, salah satunya klaster industri berbasis pertanian berkelanjutan.
Klaster industri berbasis pertanian berkelanjutan tersebut mencakup pengembangan pusat produksi dan inovasi pangan berbasis nabati yang berkelanjutan dan tanggap menghadapi tren kesehatan atau kebugaran masa depan. Pengembangannya berfokus pada protein nabati, herbal dan nutrisi, serta produk ekstrak tumbuhan.
Menurut Fadli, pengembangan Superhub akan digerakkan dengan pengembangan pusat produksi dan inovasi makanan nabati, serta pangan berkelanjutan dan tangguh di masa depan untuk mendukung kesehatan dan kebugaran.
Hal tersebut didasari pada aspirasi untuk beralih fokus dari komoditas pertanian biasa ke proses manufaktur yang memiliki nilai tambah, dengan memanfaatkan tren pasar mengenai kesehatan dan keberlanjutan, serta keanekaragaman hayati alami di wilayah Kalimantan Timur.
Komoditas yang diperkuat dan sebagian ditingkatkan nilai tambahnya, kata Fadli, antara lain adalah padi, sawit, akuakultur, serta berbagai tanaman untuk diolah menjadi ekstrak tumbuhan, protein alternatif, produk herbal, serta nutrisi dan nutraceutical.
ANTARA
Pilihan Editor: Klaim Rakyat Dukung Penuh IKN, Prabowo Janji Penuhi Hak dan Jaga Warisan Budaya Kalimantan