TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika meminta capres-cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak melanjutkan proyek food estate jika terpilih dalam Pilpres 2024. Sebagai informasi, dalam dokumen visi-misinya, Prabowo-Gibran memasukkan reforma agraria ke program kerja bertajuk Swasembada Pangan.
"Kami harap jangan lanjutkan food estate karena food estate anti reforma agraria," kata Dewi dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Agraria KPA 2023 yang disiarkan di kanal YouTube KPA, Senin, 15 Januari 2024.
Apalagi, Dewi mengatakan, food estate yang berjalan di era Pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menimbulkan berbagai masalah. Mulai dari perampasan tanah wilayah adat, tanah petani, hingga mendorong proletarisasi petani.
Padahal, menurut Dewi, Prabowo-Gibran sudah memiliki perspektif yang lebih maju soal reforma agraria ketika memposisikan reforma agraria di bawah agenda swasembada pangan. Sebab, menurut Dewi, dengan perspektif ini Prabowo-Gibran sudah memahami bahwa reforma agraraia bukan sekadar konflik atau urusan tanah. Namun, berati mendorong transformasi sosial di pedesaan yang berhubungan dengan pertanian dan pangan.
Oleh karena itu, menurut Dewi, Prabowo Gibran jika berkomitmen menjalankan reforma agraria, semestinya berorientasi pada pertanian pangan yang ke sentra-sentra produksi rakyat.
"Jadi, bukan mengakuisisi lahan dalam skala besar. Setelah itu, datang perusahaan-perusahaan pangan, lalu petani dan masyarakat adat disuruh jadi food estate," tutur Dewi. "Ini penting diperbaiki kalau memang nanti jadi presiden dan wakil presiden."
Prabowo Klaim Food Estate Wujudkan Ketahanan Pangan
Prabowo Subianto memang menyatakan bakal melanjutkan proyek food estate. Bahkan, ia mengklaim mega proyek lumbung pangan ini sebagai strategi yang paling utama menuju ketahanan pangan Indonesia.
"Lumbung padi ini sudah digagas oleh Pak Ibnu Sutowo dari tahun 70 jadi sudah hampir 50 tahun yang lalu dan ini satu-satunya jalan," kata Prabowo dalam acara Dialog Capres bersama Kadin di Jakarta pada Jumat, 12 Januari 2024.
Prabowo juga mengklaim proyek food estate telah membantu banyak petani dalam meningkatkan pendapatannya. Prabowo pun menuding pihak yang mengkritik proyek food estate adalah orang-orang neoliberal yang lebih memilih mengimpor beras dibandingkan memproduksi di dalam negeri.
Padahal, menurut dia, mengimpor beras akan menimbulkan masalah. Khususnya saat negara-negara produsen beras menutup keran ekspornya untuk melindungi pasokan dalam negeri. "Kalau dia tutup tidak mau jual, kita makan apa," ujarnya.
RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Food Estate Prabowo Menuai Kritik, IDEAS: Pemerintah Gagal Melindungi Lahan Petani