TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan pada Desember 2023, nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan secara tahunan. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Puji Ismartini mengatakan penurunan terjadi pada semua sektor.
"Penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya, yaitu turun 12,20 persen," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Senin, 15 Januari 2024.
Ia mengatakan ekspor industri pengolahan turun cukup besar dibandingkan bulan sebelumnya, di antaranya adalah minyak kelapa sawit, barang perhiasan, dan barang berharga. Kemudian, kendaraan bermotor roda empat dan lebih, suku cadang kendaraan bermotor roda empat atau lebih, serta sepatu olahraga.
Untuk komoditas minyak kelapa sawit, nilai ekspornya turun 28,73 persen secara bulanan. Kondisi ini didorong oleh penurunan volume ekspor. Menurut Puji, hal ini juga sejalan dengan penurunan harga CPO di pasar internasional.
Sedangkan nilai ekspor batu bara, serta besi dan baja pada Desember 2023 mengalami kenaikan secara bulanan. Nilai ekspor batu bara naik sebesar US$ 262,77 juta atau naik 9,60 persen. Kenaikan ini ini sejalan dengan peningkatan volumenya, yaitu sebesar 6,26 persen.
Nilai ekspor besi dan baja juga naik, didorong oleh kenaikan volume ekspornya. Volume ekspor besi dan baja bulan ini naik 13,14 persen. Adapun nilai ekspor ketiga komoditas tersebut memberikan share sekitar 30,06 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada Desember 2023
Sementara itu, secara bulanan, ekspor semua sektor juga mengalami penurunan kecuali sektor pertambangan dan lainnya. Kenaikan ekspor sektor pertambangan dan lainnya ini mampu mendorong kinerja ekspor nonmigas, sehingga secara total, ekspor nonmigas naik 1,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pilihan Editor: KPA Sebut Eskalasi Konflik Agraria di Era Presiden Jokowi Meningkat, 2.939 Konflik Sepanjang 2015-2023
