Tidak hanya itu, tanaman cabai Hermon yang berada tepat di bawah lereng Gunung Marapi juga rusak. Rata-rata cabai itu banyak yang mati karena terkena abu vulkanik. Padahal, Hermon baru saja mau melakukan proses panen. "Saya baru saja mau panen, tapi mau bagaimana lagi," ucapnya.
Hermon menuturkan, jika kerugian yang dialaminya mencapai jutaan rupiah. Semua itu sudah dihitung dengan biaya operasional dan pupuk. "Saya hitung kira-kira 10 juta mungkin ada kerugiannya," pungkasnya.
Terakhir, Hermon berharap semoga ada solusi dari pemerintah terhadap kondisi yang dialaminya dan beberapa petani di sekitar lereng Gunung Marapi. "Saya berharap ada solusi terbaik untuk kami petani," pungkasnya.
Sama hal dengan Hermon, Rahmat seorang petani di Sungai Pua juga mengalami kegagalan panen. Cabainya yang berumur 1 bulan lebih mati karena erupsi Gunung Marapi. "Baru 1 bulan, pas saya lihat ke ladang pasca erupsi sudah pada mati," katanya.
Dia merasa pasrah dengan kondisi yang terjadi. Padahal, Rahmat harus menyewa tanah dan meminjam uang ke bank untuk berladang. "Namanya nasib mau bagaimana lagi," ucapnya.
Pilihan Editor: KKP: RI dan Jepang Teken Kesepakatan Tarif Ekspor Olahan Tuna dan Cakalang Jadi 0 Persen