TEMPO.CO, Canduang, Agam - Beberapa petani di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam mengalami gagal panen akibat erupsi Gunung Marapi. Erupsi Gunung Marapi terjadi sejak 3 Desember 2023 hingga 14 Januari 2024.
Salah seorang petani Hermon menuturkan mengalami kerugian jutaan akibat erupsi Gunung Marapi. Tanaman banyak yang mati usai terkena abu vulkanik. "Banyak yang mati sehingga saya alami kerugian," ucapnya saat diwawancarai Tempo di Nagari Buki Batipuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Pria 75 tahun ini menjelaskan, saat erupsi 3 Desember 2023 baru saja menanam sayur terong. Namun keesokan harinya tanaman tersebut sudah banyak yang mati. Dari 3.000 bibit yang ditanamnya hanya tinggal 1.500 saja pasca erupsi Gunung Marapi.
Hermon memperkirakan hasil panen terong bisa mencapai 5 ton dengan harga Rp 5.500 per kilogram. "Saya baru saja menanam terong sebanyak 3.000 batang saat erupsi pertama kali pada Desember 2023, eh ternyata besok banyak yang mati. Ya mau bagaimana lagi, namanya sudah takdir," katanya sambil menunjuk salah satu tanaman terong yang sudah mati.
Selain terong, Hermon juga menanam sawi sebanyak 3.000 batang. Perkiraan hasil panennya, yakni mencapai 10 karuang. "Dulu 3.000 batang itu bisa panen 10 karung berat 50 kilogram. Karena erupsi saya hanya bisa panen sawi 2 karung saja," ucapnya.
Selanjutnya: Tidak hanya itu, tanaman cabai Hermon yang berada tepat....