TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan proyek lumbung pangan nasional food estate bukan satu-satunya jalan menuju ketahanan pangan Indonesia. Sebelumnya, klaim proyek food estate sebagai satu-satunya strategi menuju ketahanan pangan disampaikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Ada reforma agraria yang bisa dikembangkan pemerintah. Jadi, membagikan lahan-lahan objek reforma agraria kepada petani yang diidentifikasi dan berhak," kata Khudori ketika dihubungi Tempo pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Dengan reforma agraria, maka konsep ketahanan pangan yang dibangun adalah konsep pertanian berbasis keluarga. Namun dalam reforma agraria, kata Khudori, pemerintah juga mesti memastikan lahan yang dibagikan cukup.
"Itu tidak cukup 2 hektare karena kalau sistemnya pewarisan, generasi kedua nanti lahannya turun lagi. Jadi gurem lagi," kata Khudori.
Selain menyediakan luas lahan yang cukup, Khudori mengatakan, pemerintah mesti menyiapkan segala keperluan infrastruktur. Terutama infrastruktur yang berkaitan dengan sanitasi. Dengan begitu, petani yang mendapat lahan objek agraria diharapkan bisa produktif.
"Jadi, food estate bukan satu-satunya (jalan menuju ketahanan pangan), ya. Food estate juga sepertinya lebih ke pendekatan korporasi, diserahkan ke perusahaan besar," ujar Khudori.
Kendati begitu, menurut Khudori, kedua konsep ketahanan pangan itu bisa didorong. Food estate, kata dia, secara konsep bagus. Sebab, bisa untuk mendistribusikan basis produksi pangan yang selama ini berbasis di Jawa. Dengan food estate, diharapkan produksi pangan bisa diperluas ke luar Jawa.
Akan tetapi, lanjut Khudori, ada sejumlah hal yang mesti diperbaiki dari proyek food estate. Sebab sejak dijalankan mulai 2020 oleh pemerintahan Presiden Jokowi, food estate nyatanya masih gagal. Padahal, seperti yang disampaikan Prabowo sebelumnya, gagasan food estate sudah ada sejak 1970. Proyek ini digagas Ibnu Sutowo. Khudori pun menduga pemerintah tidak belajar dari kegagalan proyek food estate di masa lalu.
"Kalau kita baca hasil audit BPK, food estate yang dikembangkan sejak pertengahan 2020 sudah salah sejak perencanaan," kata Khudori. "Jadi, sepertinya memang tidak didahului evaluasi."
RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Ini Target Suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud Md di Jawa Timur