"Sejak Februari (Pemilu 2024) sampai dengan Oktober 2024, saya kira proses investasi bukan terganggu, tapi wait and see," kata Chatib Basri dalam Bank BTPN Economic Outlook 2023 di Jakarta Pusat pada Rabu, 22 November 2023 lalu.
Perilaku wait and see investor itu, menurut dia, lebih disebabkan oleh penyesuaian atau adjustment di dalam pemerintahan baru. Chatib Basri menyebut, ini terjadi di setiap pemerintahan baru. "Jadi akan ada mungkin orang-orang baru atau birokrasi baru," ucap ekonom senior Universitas Indonesia ini.
Chatib Basri mencontohkan, misal birokrat harus membuat keputusan tapi harus menunggu menteri baru. Contoh lain, kementerian baru belum memiliki budget atau anggaran sehingga harus berkoordinasi dengan DPR RI.
Menurut Chatib Basri, hal-hal tersebutlah yang akan dilihat oleh investor. "Sehingga kita akan punya waktu sekitar 9 bulan wait and see dan itu selalu terjadi."
Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu tak menampik bahwa tahun politik akan menimbulkan ketidakpastian bagi perekonomian Indonesia. Febrio mengakui, banyak analis yang mengatakan pada masa Pemilu biasanya invetasi akan melambat karena investor wait and see.
Namun, di sisi lain, menurut dia, konsumsi biasanya tinggi karena aktivitas politik ini melibatkan jutaan orang. “Ada banyak kegiatan, itu bahkan disebut pesta demokrasi,” ujar Febrio pada Rabu, 31 Mei 2023.
MOH KHORY ALFARIZI | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Banjir Rob di Pesisir Utara, Airlangga: Kerugian Ekonomi Bisa Sampai Rp 10 Triliun per Tahun