Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memastikan jenis susu yang dibagikan gratis nantinya adalah jenis susu terbaik, yang langsung diperas dari para peternak, bukan dari susu-susu kemasan yang banyak gula dan ada pengawetnya.
Ditanya soal kemampuan para peternak dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut, Prabowo mengakui saat ini memang sulit. Meski begitu ia yakin, kesulitan tersebut dapat diatasi jika ada kehendak.
"Sekarang, saya katakan kita punya niat nggak? Kita punya kehendak politik atau tidak? Kalau kita punya kehendak, ya sudah 1, 2, 3, 4 tahun kita beli sapinya (impor), kita kembangkan di Indonesia," kata Prabowo.
Dalam hitungan kasarnya, Prabowo memperkirakan Indonesia membutuhkan minimal 2,5 juta ekor sapi perah untuk program prioritasnya tersebut. "Jadi kita mungkin harus impor satu juta atau 1,5 juta sapi dalam 3 tahun. Dia akan melahirkan kita akan punya tiga juta. Kira-kira begitu strategi kita. Ini tidak instan, tetapi will-nya, ada kehendak,” katanya.
Meskipun anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut sebesar Rp 440 triliun terasa besar, Prabowo yakin APBN bisa memenuhinya. "Sekarang saja, APBN kita untuk bantuan sosial mendekati Rp 500 triliun, kemudian anggaran untuk pendidikan Rp 600 triliun," ucapnya.
Ekonom sekaligus Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda sebelumnya menyoroti sumber pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang disebut membutuhkan biaya minimal Rp 400-an triliun.
Nailul menilai biaya sebesar Rp 400 triliun untuk program makan siang dan susu gratis ini dapat diwujudkan dengan peningkatan penerimaan negara tapi dengan upaya ekstra. "Kalau mau dipajakin semua tentu saja bisa sampai itu Rp 400 triliun, naikin tarif PPN, kenaikan PPN ke semua barang termasuk sembako, dan lain sebagainya," ujar Nailul kepada Tempo pada Jumat, 22 Desember 2023.
Meski demikian, kata Nailul, dampak lain yang timbul akibat peningkatan penerimaan negara juga harus dipertimbangkan. "Tapi dampaknya harus dilihat yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi yang pada nantinya malah kontradiktif dengan tujuan optimalisasi sistem perpajakan," katanya.
ANTARA | YOHANES MAHARSO
Pilihan Editor: Prabowo Yakin Program Makan Siang Gratis dan IKN Bisa Dibiayai APBN: Indonesia Punya Kemampuan