TEMPO.CO, Jakarta - Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto optimistis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan program perbaikan gizi yang diusung pihaknya yakni bagi-bagi susu dan makan siang gratis serta bantuan gizi untuk ibu hamil.
"Kelihatannya Rp 440 triliun besar, ya, tetapi Indonesia punya kemampuan. Sekarang saja, APBN kita untuk bantuan sosial mendekati Rp 500 triliun, kemudian anggaran untuk pendidikan Rp 600 triliun," kata Prabowo menjawab pertanyaan salah satu pengurus PWI Pusat dalam acara dialog di Kantor Dewan Pers, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2024.
Adapun pembangunan IKN setidaknya menelan biaya sampai Rp 466 triliun. Sedangkan program perbaikan gizi pasangan Prabowo-Gibran membutuhkan biaya yang kurang lebih sama yakni sekitar Rp 400 triliun lebih per tahun.
Oleh sebab itu, menurut Prabowo program yang dibawanya bersama Gibran nanti bila terpilih dalam Pilpres 2024 tersebut, sangat mungkin dibiayai oleh APBN. Terlebih jika program perbaikan gizi ini masuk dalam kategori bantuan sosial ataupun bantuan pendidikan yang selama ini dibiayai oleh negara.
"Jadi, yang saya tanya adalah kalau kita kasih makan ke anak-anak kita ini, boleh tergolong bantuan sosial atau tidak? Yang kedua, ini boleh tergolong pendidikan atau tidak, kasih makan (anak-anak) di sekolah?" ucap Prabowo.
Selain itu, kata Prabowo, ada potensi penerimaan negara lainnya yang bisa digunakan untuk membiayai program tersebut. Sebagai contoh adalah potensi kenaikan pendapatan negara sebagai hasil dari perbaikan sistem penerimaan pajak dan non-pajak.
"Sekarang, kita punya tax ratio sekitar 12 persen, penerimaan, revenue dari pajak, cukai, dan lain-lain kalau ngak salah itu 12 persen. Vietnam 18 persen, Thailand 18 persen, bahkan sekarang ada versi yang (menyebut) Thailand sudah di atas 18 persen. Setiap satu persen peningkatan penerimaan negara, tiap satu persen itu adalah US$ 15 miliar," ujar Prabowo.
Jadi, kata Prabowo, jika Indonesia mampu menyamakan angka rasio pajak hingga 18 persen atau sama dengan Vietnam dan Thailand, maka ada tambahan pendapatan negara sampai US$ 90 miliar.
"Berarti kita harus naik 6 persen. Enam kali 15 sama dengan US$ 90 miliar ekstra, dan ini sedang dikerjakan oleh pemerintah (melalui) komputerisasi dan sebagainya, efisiensi dan sebagainya," ucap Prabowo. "Kita bisa, kok. Kita punya potensi yang luar biasa. Jadi, banyak peluang yang ada. Saya sangat optimistis kita mampu membiayai itu."
Lebih jauh, Prabowo juga yakin pembangunan IKN tetap bisa berjalan dengan anggaran yang dimiliki negara. "Anggaran kita sekarang untuk infrastruktur juga mendekati Rp 300 triliun, kalau tidak salah dalam APBN sekarang US$ 12 miliar. Apakah IKN bukan infrastruktur? Jadi, we can manage it," katanya.
Menteri Pertahanan itu juga mengingatkan agar jangan sampai masyarakat Indonesia terkena cuci otak yang menyebutkan Indonesia negara yang miskin dan tidak mampu. "Itu adalah inferiority complex," kata Prabowo.
ANTARA
Pilihan Editor: Utang Pemerintah Tembus Rp 8.000-an Triliun, Begini Strategi Anies - Cak Imin