TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini perbankan sudah merambah ke segmen bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) alias paylater (bayar nanti).
Sejumlah Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pun akan meluncurkan layanan tersebut pada tahun ini hingga tahun depan. Bank Mandiri menargetkan layanan paylater pada Desember 2023 atau Bank BTN yang akan meluncurkan layanan tersebut pada kuartal I 2024.
Menanggapi tren paylater ini, ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai ini sebagai fenomena yang wajar seiring perkembangan bank digital.
“Sebenarnya paylater bukan inovasi baru, tapi itu bentuk lain dari kartu kredit yang memanfaatkan layanan digital yang saat ini sudah berkembang,” ujar Piter ketika ditemui di Kantor Bank Jago, Menara BTPN, Jakarta, Selasa, 5 Desember 2023.
Menurut Piter, perbankan yang sudah memiliki ekosistem dan teknologi digital sangat mudah menambah layanan baru, seperti paylater ini. “Jadi saya kira itu fenomena yang wajar terjadi karena mereka sudah memiliki basis yang bisa dikembangkan menuju paylater menggantikan layanan kartu kredit atau yang lain," tuturnya.
Piter juga menekankan paylater bukan lompatan besar bagi perbankan, karena itu hanya pengembangan dari produk-produk yang sudah mereka miliki. “Untuk bank-bank besar, itu (paylater) adalah sebuah kesempatan yang tidak mungkin mereka lepas karena itu potensinya besar," kata dia.
Perbankan, kata Piter, mengetahui posisi kartu kredit yang semakin berkurang, ditambah dengan masyarakat Indonesia yang tidak cukup biasa menggunakan kartu kredit.
Dengan begitu, lahirlah paylater sebagai bentuk kartu kredit versi digital. “Sehingga ini potensi besar bagi mereka yang sudah punya basis layanan digital. Untuk bank besar itu sangat lazim dilakukan,” kata ekonom itu.
Pilihan Editor: Bahlil Minta Tukin Pegawainya Naik, Jokowi: Saya Enggak Senang Kok Diungkap Secara Terbuka