Ia mengatakan Kota Bandung memperoleh pasokan cabai merah tanjung dari Banyuwangi di Jawa Timur, sementara cabai rawit domba dari Magelang di Jawa Tengah. “Tapi kita juga dapat pasokan dari tetangga, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Garut. Hanya sebagian besar dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata dia.
Pasar murah yang digelar pemerintah Kota Bandung juga menyediakan gas LGP 3 kilogram, namun hanya diperuntukkan bagi warga dengan KTP di kecamatan lokasi pasar murah digelar. Gas melon tersebut dijual Rp 16.600 per tabung, sementara di pasaran harganya berkisar Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu per tabung.
“Untuk gas LPG 3 kilo ini satu-satunya yang harus pakai KTP, kalau yang lainnya tidak. Sebab ini menggunakan subsidi," kata dia.
Ia mengatakan pasar murah sudah digelar sepekan terakhir di 24 kecamatan. Tersisa dua hari lagi pasar murah yang akan digelar bergantian di 6 kecamatan yang tersisa. Omset pasar murah tertinggi saat ini di Kecamatan Kiaracondong dengan transaksi menembus Rp 127 juta.
Teti Herawati, warga Kecamatan Regol yang ikut mengantre di pasar murah yang digelar di kecamatannya mengaku ingin membeli beras . “Begitu saya datang, sudah banyak yang antre. Berarti sebelumnya juga sudah ada yang antre. Harga berasnya Rp 53 ribu dapat 5 kilogram. Saya Beli 10 kilogram," kata dia.
Yeti, warga lainnya mengatakan bisa membeli bahan kebutuhan pokok dengan harga murah di Pasar Murah. ”Ada minyak, sayuran, dan gas 3 kilogram juga. Harganya lebih murah daripada pasar. Di pasar itu beras harganya sampai Rp 15 ribu per kilogram. Kemarin saya beli, tapi berasnya jelek. Kalau dimasak pagi, sorenya sudah kuning, tidak enak,” kata dia.
Pilihan Editor: Terpopuler: Ide Kota Metaverse Prabowo Tuai Kritik, Harga Cabai Rawit Terbang Rp 150 Ribu?