TEMPO.CO, Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana memangkas jumlah Bank Perekonomian Rakyat (dulu bernama Bank Perkreditan Rakyat atau BPR) di Indonesia dari 1.600 bank saat ini menjadi 1.000 bank. Soal ini, pendiri BPR Hasamitra, Yonggris Lao, angkat bicara.
Yonggris mengapresiasi langkah OJK tersebut karena BPR nantinya akan menjadi lebih kuat. "Jadi BPR kecil akan dimerger sehingga bisa menjadi lebih besar, modal, dan asetnya lebih banyak. Lebih kuat dan sehat," ujarnya ketika dihubungi, Selasa, 5 Desember 2023.
Menurut Yonggris, jumlah BPR dikurangi dengan pertimbangan kemajuan teknologi saat ini memungkinkan tidak lagi perlu banyak bank. Dari pengamatannya, sekarang yang paling penting adalah bukan nominal berapa banyak BPR, tapi seberapa bagus dan efektif pelayanannya.
Hasamitra sendiri merupakan BPR yang masuk lima besar di Indonesia. Bank ini bisa ditemui di dua lokasi yakni Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Yonggris menceritakan bahwa OJK sebelumnya pernah mengusulkan agar BPR Hasamitra untuk dimerger atau menjadi satu saja. Namun, ia mengaku belum memikirkan hal tesrebut hingga tahun 2024.
“Belum ada merger sampai tahun depan ya, belum,” kata Yonggris.
Namun begitu, Yonggris menyatakan akan mempertimbangkan permintaan OJK tersebut. Karena, menurut dia, ada nilai positif dari merger yakni BPR nantinya bisa beroperasi lintas provinsi. Misalnya Hasamitra Makassar merger dengan Hasamitra Jawa Barat, nanti wilayah tugas BPR itu bisa sampai ke Jawa Barat.
Adapun Hasamitra didirikan oleh Yonggris sejak tahun 1999, namun secara resmi diakui 15 November 2005 berdasarkan akte pendirian Perseroan Terbatas Nomor 12 tanggal 24 maret 2004. Selama perjalanan panjang sejak tahun 1999 hingga 2023 itu, BPR tersebut sudah memiliki nasabah sebanyak 80 ribu orang.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan bahwa pihaknya bakal memangkas besar-besaran jumlah BPR di Tanah Air. Saat ini jumlah BPR dinilai terlalu banyak, sehingga menimbulkan berbagai masalah tersendiri.
“Tidak ada izin baru, tentu saja 1.600 ini akan kami kurangi terus menjadi perkiraan kami, mungkin jumlah ideal yang managable secara sistem sekitar 1.000 BPR untuk men-serve seluruh negara Indonesia," ujar Dian dalam konferensi pers virtual pada Senin, 4 Desember 2023.
Secara agregat, Dian menyebut kondisi BPR sebenarnya cukup baik dan sudah mendekati kondisi sebelum pandemi Covid-19. “Kalo lihat (BPR) performancenya cukup baik secara agregat, total aset, dana, penyaluran kredit, bisa dikatakan sudah bisa berjalan dan mendekati kondisi sebelum Covid. Namun pengurangan jumlah BPR sesuatu yang tidak bisa kita hindarkan,” tuturnya.
Lebih lanjut, OJK secara bertahap akan melakukan langkah-langkah konsolidasi terhadap BPR.
DIDIT HARIYADI | DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: OJK Cabut Izin Bank-bank Sepanjang Tahun Ini, Berikut Daftarnya