Profil Bendungan Mbay
Bendungan Mbay yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kabupaten Nagekeo.
Bendungan tersebut memiliki luas genangan 499,55 hektare yang bersumber dari Sungai Aesesa. Pembangunan Bendungan Mbay sesuai kontrak telah dimulai sejak 2021 melalui 2 paket pekerjaan dengan nilai kontrak Rp 1,47 triliun.
Paket pekerjaan pertama dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk - Bumi Indah (KSO). Situs Kementerian PUPR mencatat, per awal Juli 2023, progres kontruksinya sudah mencapai 16,28 persen.
Sedangkan paket pekerjaan kedua digarap oleh PT Brantas Abipraya dengan progres 15,73 persen. Selaku Manajemen Konstruksi dikerjakan oleh PT Indra Karya - Rancang Semesta - Sabana (KSO).
Bendungan Mbay mempunyai fungsi utama sebagai pengairan irigasi di Kabupaten Nagekeo, di mana komoditas unggulannya seperti padi dan palawija yang membutuhkan sumber air irigasi. Dengan kapasitas tampung sebesar 51,74 juta meter kubik, Bendungan Mbay diproyeksikan untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Mbay Kanan dan Kiri seluas 5.898 hektare.
Bendungan ini juga memiliki manfaat lain untuk mendukung kebutuhan air baku di Nagekeo sebesar 205 liter per detik dan mengurangi debit banjir Sungai Aesesa sebesar 283,33 meter kubik per detik. Pembangunan Bendungan Mbay menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi NTT.
Sebelumnya sejak 2015, tercatat sudah ada tiga bendungan yang di NTT yang telah selesai dibangun dan diresmikan oleh Presiden Jokowi. Tiga bendungan itu adalah Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang pada 2018, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu pada 2019, dan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka pada 2021.
ANTARA
Pilihan Editor: Menteri PUPR: Pemerintah Harus Perbanyak Tampungan Air untuk Hadapi Perubahan Iklim