“Kemudian angin. Ini (potensinya) 155 gigawatt dimanfaatkan baru 154 megawatt,” ucap Tutuka.
Energi angin ini tersebar di wilayah Indonesia terutama terdapat di NTT, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Papua. Selanjutnya, ada energi panas bumi, tersebar pada kawasan ring of fire, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Yogyakarta).
“Potensinya 23 gigawatt tapi baru dimanfaatkan 2.373 megawatt,” tutur dia.
Selanjutnya energi laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Yogyakarta, NTT, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali. Potensi energi baru terbarukan jenis ini 68 gigawatt, tapi pemanfaatannya masih nihil. “Jadi energi baru terbarukan masih sangat sedikit pemanfaatannya,” kata dia.
Secara keseluruhan, Tutuka berujar, energi baru terbarukan yang dimanfaatkan atau dalam persentasi bauran energi mencapai 12,3 persen pada 2022—lebih kecil dari target 15 persen. Saat ini, baru sekitar 13 persen. Namun, pada 2025, targetnya mencapai 23 persen.
“Jadi kita perlu mengejar 10 persen lagi supaya bisa mengejar 23 persen,” ujar Tutuka.
Pilihan editor: Kembangkan Teknologi Tangkap Karbon, ESDM Jajaki Kerja Sama dengan Korea Selatan